Sabtu, 14 Januari 2017

EMPOWERMENT, STRESS & KONFLIK DAN KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN




PSIKOLOGI MANAJEMEN



Disusun Oleh:
Meka Anisa Permatasari (16514561)
Kelas : 3PA14

  
Fakultas Psikologi
Universitas Gunadarma
2017
  
  
PSIKOLOGI MANAJEMEN


1. EMPOWERMENT,STRESS DAN KONFLIK.

A. Pengertian Empowerment

Empowerment merupakan central theme atau jiwa partisipasi yang sifatnya aktif kreatif. Pemberdayaan merupakan proses perincian (breakdown) dari hubungan atau relasi antara subjek dan objek (termasuk dikotomi laki-laki - perempuan).Dalam pengertian konvensional, konsep empowerment mengandung dua pengertian, yaitu:(1) to give power or authority to atau memberi kekuasaan, mengalihkan kekuatan, atau mendelegasikan otoritas ke pihak lain. (2) to give ability to atau to enable atau usaha untuk memberi kemampuan.Gibson (1995) mendefinisikan pemberdayaan karyawan (individual empowerment) sebagai pemberian kesempatan dan dorongan kepada para karyawan untuk mendayagunakan bakat, ketrampilan-ketrampilan, sumberdaya-sumberdaya, dan pengalaman-pengalaman mereka untuk menyelesaikan pekerjaan secara tepat waktu.Spreitzer (1995) mendefinisikan pemberdayaan sebagai suatu proses dimana individu mempunyai kekuasaan untuk berpartisipasi secara langsung untuk mengendalikan dan mempengaruhi suatu kejadian yang memiliki efek langsung terhadap kehidupannya.Payne (1997) menjelaskan  bahwa pemberdayaan pada hakekatnya bertujuan untuk membantu klien mendapatkan daya, kekuatan dan kemampuan untuk mengambil keputusan dan tindakan yang akan dilakukan dan berhubungan dengan diri klien tersebut,   termasuk mengurangi kendala pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan.

B.Pengertian Stress

Morgan (Karman & Suyasa, 2004) stres adalah suatu keadaan internal yang ditimbulkan oleh adanya tuntutan fisik atau disebabkan oleh lingkungan dan situasi sosial yang dinilai membahayakan, tidak terkontrol atau mengancam keberdayaan diri seseorang.Stres adalah suatu kondisi ketegangan yang memengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang (Handoko, 1993).Hariandja (2002) mendefinisikan stres sebagai situasi ketegangan atau tekanan emosional yang dialami seseorang yang sedang menghadapi tuntutan yang sangat besar, hambatan-hambatan, dan adanya kesempatan yang sangat penting yang dapat mempengaruhi emosi, pikiran, dan kondisi fisik seseorang.Sarafino (1994) mendefinisikan stres adalah kondisi yang disebabkan oleh interaksi  antara  individu  dengan  lingkungan,  menimbulkan  persepsi  jarak antara tuntutan-tuntutan yang berasal dari situasi yang bersumber pada sistem biologis,  psikologis  dan  sosial  dari  seseorang.  Stres adalah  tekanan  internal maupun  eksternal  serta  kondisi  bermasalah  lainnya  dalam  kehidupan (an internal  and  eksternal  pressure  and  other  troublesome  condition  in  life).

SUMBER STRESS :

Semakin berkembang dan majunya teknologi, tuntutan untuk menjadi yang lebih baik membuat persaingan dalam dunia  makin pesat dan makin ketat, sehingga menuntut kinerja yang lebih maksimal, stres  dapat disebabkan oleh :

1.Sumber stres dari organisasi (seperti tuntutan-tuntutan, dan tanggungjawab yang besar), struktur organisasi, hubungan dalam organisasi, keberadaan organisasi, dan hubungan organisasi dengan pihak luar.
2.Sumber stres dari kehidupan, seperti kehilangan pasangan hidup.
3.Kondisi pekerjaan, seperti kondisi lingkungan, baik lingkungan  maupun lingkungan kehidupan,overload,deprivational stress, pekerjaan berisiko tinggi dan iklim.
4.Ambiguitas dalam berperan dan faktorinterpersonal.
5.Perkembangan karir.
6.Cita-cita, dan ambisi.
7.Kurangnya kontrol yang dirasakan.
8.Diri individu, seperti usia, kondisi fisik, dan faktor kepribadian.

C.Pengertian konflik 
 
konflik adalah bertengkar, bersaing, atau berebutan. Bisa juga berarti ketidaksepakatan. Konflik adalah suatu pertentangan yang terjadi antara apa yang diharapkan oleh seseorang terhadap dirinya, orang lain, dan organisasi dengan kenyataan apa yang diharapkannya.Menurut Hugh Miall (2002) bahwa konflik adalah aspek intrinsik dan tidak  mungkin dihindarkan dalam perubahan sosial serta sebuah ekspresi heteregonitas kepentingan, nilai, dan keyakinan yang muncul sebagai formasi baru yang penting ditimbulkan oleh perubahan sosial yang muncul bertentangan dengan hambatan  yang diwariskan.Secara umum Degenova (2008) mengatakan bahwa konflik merupakan hal yang normal terjadi pada setiap hubungan, dimana dua orang tidak pernah selalu setuju pada suatu keputusan yang dibuat

a.Jenis-Jenis Konflik :

1.Konflik dalam diri individu: konflik terjadi bila pada waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus.
2.Konflik antar individu dalam organisasi yang sama karena pertentangan kepentingan: hal ini sering terjadi antara dua orang yang berbeda status, jabatan, dan bidang kerja.
3.Konflik antar individu dan kelompok: seringkali berhubungan dengan cara individu menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas, yang ditekankan kepada mereka oleh kelompok kerja mereka.
4.Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama: konflik ini merupakan tipe konflik yang banyak terjadi di dalam organisasi. Konflik antar lini dan staf, pekerja dan pekerja.
5.Konflik antar organisasi konflik ini biasanya disebut dengan persaingan.

b.Proses Konflik :

Konflik mempunyai proses yang memakan waktu dan gerak naik turunnya  membentuk semacam lingkaran. Secara garis besar lingkaran konflik terdiri dari:
1.Kondisi yang mendahului (antecedent condition): kondisi ini terdiri dari faktor-faktor yang pada umumnya membawa pada konflik.
2.Kemungkinan konflik yang dilihat (perceived potential conflict): Pada tahap ini satu atau dua belah pihak melihat kemungkinan konflik diantara mereka.
3.Konflik yang dirasa (felt conflict): pada tahap ini,tubrukan kepentingan dan kebutuhan terjadi. Satu pihak atau kedua belah pihak yang terlibat melihat keadaan yang tidak memuaskan, menghambat, menakutkan, dan mengancam.
4.Perilaku yang tampak (manifest behavior): pada waktu konflik terjadi orang-orang menanggapi dan mengambil tindakan.
5.Konflik ditekan atau dikelola (suppressed or managed conflict): pada tahap ini konflik yang sudah terjadi dapat ditekan. Artinya konflik ditiadakan. Secara lahriah konflik itu tampak seperti sudah selesai, meskipun masalah intinya tidak ditangani.
6.Sesudah konflik diselesaikan (management aftermarth): kedua belah pihak yang terlibat dalam konflik menanggung segala akibatnya entah bagi diri sendiri, kerja, hubungan dengan orang lain.

D.Kasus Stress dan Konflik
                                  
1.Kasus Stress

Dokumen Foto yang diambil tanggal 24 Feb 2010, terlihat seorang wakil pembicara dan karyawan yang berkumpul di luar pabrik Foxconn di Shenzhen, Provinsi Guangdong Cina selatan. “Perusahaan hanya mementingkan kepentingan bisnisnya dengan memeras tenaga karyawan, sementara upah pekerjanya sendiri masih sangat rendah, ironisnya karyawan tidak berdaya akan kebijakan ini”. Pemogokan di Perusahaan Honda Motor dan serentetan bunuh diri karyawan di Foxconn Technology (produsen raksasa elektronik untuk industri seperti Apple, Dell dan Hewlett-Packard) membuat Pemerintah Cina harus melakukan pertemuan dengan perwakilan Management Perusahaan.Seorang Insinyur berumur 28 tahun yang bekerja untuk Foxconn (pembuat iPhone, iPads dan gadget elektronik lainnya termasuk Apple Inc) meninggal dunia “kematiannya mendadak” di rumahnya di dekat pabrik Foxconn Shenzhen di provinsi Guangdong China selatan. Penyebab kematian sedang diselidiki dan “kita sedang mengumpulkan informasi-informasi pendukung penyebab kematian insinyur ini termasuk keterkaitannya dengan pekerjaan,” kata salah satu perwakilan management perusahaan.Surat kabar Ming Pao di Hong Kong, melaporkan bahwa salah satu kerabat dekat Insinyur mengklaim kematian rekan kerjanya itu dikarenakan “stres kerja”, setelah bekerja 34 jam tanpa istirahat. Dampak dari laporan surat kabar yang terbit langsung direspon positif oleh Perusahaan dengan mengumumkan pemberian 30 persen bonus pada karyawannya untuk meningkatkan dan membantu terciptanya lingkungan kerja yang lebih baik selain itu kerja lembur karyawan akan dikurangi sehingga bisa lebih banyak waktu untuk beristirahat. Aktivis ketenagakerjaan menuduh perusahaan memiliki gaya manajemen yang kaku, dan karyawannya dipaksakan untuk bekerja terlalu keras, namun Foxconn menyangkal tuduhan ini. Dalam setahun ini di Perusahaan Foxconn “Sepuluh pekerjanya telah bunuh diri dan tiga lainnya melakukan percobaan bunuh diri, rata-rata mereka tewas karena terjun dari atas bangunan.Perwakilan Foxconn Terry Gou berjanji untuk berusaha mencari jalan keluar agar kejadian bunuh diri maupun percobaan yang dilakukan karyawan tidak terjadi lagi kedepannya.

Solusinya :

berdasarkan kasus di atas kematian ming pao dihongkong yang bekerja di pabrik foxconn selam 34 jam tanpa istirahat sangat tidak wajar korban mengalami stress kerja sehingga meyebabkan stress yang berlebihan, seharusnya pabrik tersebut memberikan istirahat dan upah yang sesuai terhadap kerja para karyawan, dan pihak perusahaan melihat dampak-dampak kedepan terhadap kualitas kerja para karyawan, dilihat dari kasus di atas bahwa sepuluh dari karyawan bununh diri dan tiga lainnya mencoba untuk bunuh diri, gaya manajemen perusahaan yang kaku membuat stress kerja meningkat, seharusnya pabrik foxcoon memberikan kenyamanan terhada para karyawannya dengan memberikan upah lembur dan gaji pokok sehingga karyawan merasa bahwa pekerjaannya dihargai oleh perusahaan.

2.Kasus Konflik 

“Konflik sosial yang terjadi di Aceh Singkil, Tahun 2015” Aksi pembakaran beberapa gereja yang terjadi tanggal 13 Oktober 2015 di Aceh Singkil diawali dengan demonstrasi yang dilakukan oleh remaja Muslim. Mereka menuntut pemerintah setempat untuk melakukan pembongkaran terhadap sejumlah gereja yang dianggap tidak memiliki izin. Karena tensi yang tinggi, sebanyak 600 orang kemudian memutuskan melakukan pembakaran terhadap beberapa gereeja yang ada. Konflik ini mengakibatkan 1 orang tewas dan 4 orang luka-luka.

Solusinya : 

seharusnya pemerintah segera membongkar terhadap gereja-gereja yang tidak mempunyai izin resmi dan seharusnya remaja muslim mengadakan negosiasi dan kerjasma  terlebih dahulu dengan pemerintah sehingga melakukan pembongkaran secara resmi dan teratur dan tidak terjadi kericuhan bahkan sampai ada korban yang tewas dan luka-luka.

2. KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN

A.Pengertian Komunikasi

Koontz, et. A. (1990) mendefinsikan bahwa komunikasi sebagai penyampaian informasi dari pengirim kepada penerima orang dengan menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami kedua belah pihak. Dengan kata lain, komunikasi adalah yang dilakukan antar individu dalam masyarakat dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami untuk mencapai tujuan tertentu.Pawito dan Sardjono (1994) mencoba mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses dengan mana suatu pesan dipindahkan atau dioperkan (lewat suatu saluran) dari suatu sumber kepada penerima dengan maksud mengubah perilaku, perubahan dalam pengetahuan, sikap dan atau perilaku overt lainnya. Sekurang-kurangnya didapati empat unsur utama dalam model komunikasi yaitu sumber (the source), pesan (the message), saluran (the channel) dan penerima (the receiver).Komunikasi secara umum adalah suatu proses dimana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi dan masyarakat menciptakan dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan orang lain. (Feriyanto dan Triana, 2015: 156). 

B.Proses Komunikasi 

Proses komunikasi terdiri dari beberapa tahap diantaranya:
1.Tahap idea: yaitu proses penciptaan gagasan atau informasi yang dilakukan oleh komunikator.
2.Tahap Enconding: adalah gagasan atau informasi disusun dalam serangkaian bentuk simbol atau sendi yang dirancang untuk dikirimkan kepada komunikan dan juga pemilihan saluran dan media komunikasi yang akan digunakan. Simbol atau sandi dalam bentuk kata-kata (lisan maupun tertulis), gambar (poster atau grafik), atau tindakan.
3.Tahap Pengiriman: adalah gagasan atau pesan-pesan yang telah disimbolkan atau disandikan (encoded) melalui saluran dan media komunikasi yang tersedia dalam organisasi. Pengirim pesan dapat dilakukan dengan berbicara, menulis, menggambar dan bertindak.
4.Tahap Penerimaan: setelah pesan dikirim melalui media komunikasi, maka diterima oleh komunikan. Penerimaan pesan ini dapat melalui proses mendengarkan, membaca, atau mengamati tergantung pada saluran dan media yang digunakan untuk mengirimkannya. Jikainformasi atau pesan berbentuk komunikasi lisan, maka sering kali kegagalan dalam mendengarkan dan berkonsentrasi mengakibatkan hilangnya pesan-pesan tersebut.
5.Tahap Decoding: adalah dimana pesan-pesan yang diterima di interpretasikan, dibaca, diartikan, dan diuraikan secara langsung atau tidak langsung melalui suatu proses berfikir. Pikiran manusia, sistem memori mekanis, insting binatang, dan proses berfikir lainnya berfungsi sebagai mekanisme decoding.
6.Tahap Tindakan: tindakan yang dilakukan oleh komunikan sebagai respon terhadap pesan-pesan yang diterimanya merupakan tahp terakhir dalam suatu proses komunikasi. Dalam hal ini respon komunikan dapat berbentuk usaha melengkapi informasi, meminta informasi tambahan, atau melakukan tindakan-tindakan lain. Jika setiap pesan yang dikirimkan komunikator menghasilkan respon tindakan seperti apa yang diharapkan, maka dapat dikatakan telah terjadi komunikasi yang efektif. 

C.Hambatan Komunikasi 

 Menurut Robbins (2003), ada empat hambatan komunikasi:
1.Perbedaan bahasa dan persepsi
Pikiran yang mengatur input menjadi mental map yang mewakili persepsi mengenai realitas.
2.Gangguan komunikasi
Menurut Locker (2000), ada 2 gangguan komunikasi; (1) gangguan emosional: bila sedang emosional lebih baik menghindari komunikasi agar tidak terjadi kesalahpahaman., dan (2) gangguan fisik: gangguan ini pada umumnya tidak menghambat komunikasi, tetapi akan mengurangi konsentrasi penerima.
3.Overload informasi
Komunikasi bisnis sering terganggu karena materinya rumit dan kontroversial. Sebagai akibatnya, orang akan mengabaikan berita yang menurut mereka tidak penting.
4.Penyaringan yang tidak tepat
Menyaring adalah membuang informasi sebelum diteruskan. Namun apabila mempengaruhi jumlah dan mutu informasi yang diteruskan, tentu akan mempengaruhi komunikasi yang diharapkan.

D. Pengertian Komunikasi Interpersonal Efektif dalam Organisasi

Komunikasi interpersonal efektif adalah komunikasi yang terkandung dalam tatap muka dan saling mempengaruhi, mendengarkan, menyampaikan pernyataan, keterbukaan, kepekaan yang merupakan cara paling efektif dalam mengubah sikap, pendapat dan perilaku seseorang dengan efek umpan balik secara langsung.
Adapun komunikasi interpersonal efektif dalam suatu organisasi mencakup dua bagian yaitu:
1.Componential
Menjelaskan komunikasi antar pribadi dengan mengamati komponen-komponen utamanya, dalam hal ini adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik dengan segera.
2.Situasional
Interaksi tatap muka antara dua orang dengan potensi umpan balik langsung dengan situasi yang mendukung disekitarnya.

E.Model Pengolahan Informasi Komunikasi Dalam Komunikasi

a.Model pengolahan informasi komunikasi
Model Pengolahan Informasi pada dasarnya menitikberatkan dorongan-dorongan internal (datang dari dalam diri) manusia untuk memahami dunia dengan cara menggali dan mengorganisasikan data, merasakan adanya masalah dan mengupayakan jalan pemecahannya, serta mengembangkan bahasa untuk mengungkapkannya
Model pengolahan informasi dibawah ini ada 4 yaitu:
1.Rational
2.Limited capacity
3.Expert
4.Cybernetic

b.Model interaktif manajemen dalam komunikasi
1.Confidence
Dalam manajemen timbulnya suatu interaksi karena adanya rasa nyaman. Kenyamanan tersebut dapat membuat suatu organisasi bertahan lama dan menimbulkan suatu kepercayaan dan pengertian.
2.Immediacy
Ini adalah model organisasi yang membuat suatu organisasi tersebut menjadi segar dan tidak membosankan
3.Interaction management
Adanya berbagai interaksi dalam manajemen seperti mendengarkan dan juga menjelaskan kepada berbagai pihak yang bersangkutan
4.Expressiveness
Mengembangkan suatu komitmen dalam suatu organisasi dengan berbagai macam ekspresi perilaku.
5.Other-orientation
           
f. Model Interaktif Manajemen dalam Komunikasi

Model pemrosesan informasi ditekankan pada pengambilan, penguasaan, dan pemrosesan informasi. Model ini lebih memfokuskan pada fungsi kognitif peserta didik. Model ini didasari oleh teori belajar kognitif (Piaget) dan berorientasi pada kemampuan peserta didik memproses informasi yang dapat memperbaiki kemampuannya. Pemrosesan Informasi merujuk pada cara mengumpulkan/menerima stimuli dari lingkungan, mengorganisasi data, memecahkan masalah, menemukan konsep, dan menggunakan simbol verbal dan visual.
1.Confidence. Dalam manajemen timbulnya suatu interaksi karena adanya rasa nyaman. Kenyamanan tersebut dapat membuat suatu organisasi bertahan lama dan menimbulkan suatu kepercayaan dan pengertian.
2. Immediacy. Ini adalah model organisasi yang membuat suatu organisasi tersebut menjadi segar dan tidak membosankan.
3.Interaction Management. Adanya berbagai interaksi dalam manajemen seperti mendengarkan dan juga menjelaskan kepada berbagai pihak yang bersangkutan.
4.Expressiveness. Mengembangkan suatu komitmen dalam suatu organisasi dengan berbagai macam ekspresi perilaku.
5.Other-orientation. Adanya komunikasi antara komunikasi dengan satu pihak ke pihak lain, sebagai tukar menukar informasi. Dalam hal ini suatu manajemen organisasi berorientasi pada pegawai.

DAFTAR PUSTAKA

Usman, H. (2014). Manajemen: teori, praktik, dan riset pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Sukoco, B. M. (2007). Manajemen administrasi perkantoran modern. Jakarta: Erlangga

Hardjana, A. M. (1994). Konflik di tempat kerja. Yogyakarta: KANISIUS

Wrihatnolo, R. R., dan Dwidjowijoto. (2007). Manajemen pemberdayaan sebuah pengantar dan panduan untuk pemberdayaan masyarakat. Jakarta: Elex Media Komputindo
Robinson. (2008). Strategi Manajemen. Jakarta : Salemba Empat
Santoso,J. (2006). Jalan Tikus Menuju Kekuasaan. Jakarta : Gramedia
Riza, R & Roesmidi, H.  (2006). Pemberdayaan Masyarakat. Sumedang: ALQAPRINT JATINANGOR.