mecca
Jumat, 05 Januari 2018
Minggu, 05 November 2017
Sabtu, 14 Januari 2017
EMPOWERMENT, STRESS & KONFLIK DAN KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN
PSIKOLOGI
MANAJEMEN
Disusun Oleh:
Meka
Anisa Permatasari (16514561)
Kelas : 3PA14
Fakultas Psikologi
Universitas Gunadarma
2017
PSIKOLOGI MANAJEMEN
1. EMPOWERMENT,STRESS DAN
KONFLIK.
A. Pengertian Empowerment
A. Pengertian Empowerment
Empowerment merupakan
central theme atau jiwa partisipasi yang sifatnya aktif kreatif.
Pemberdayaan merupakan proses perincian (breakdown) dari hubungan atau
relasi antara subjek dan objek (termasuk dikotomi laki-laki - perempuan).Dalam
pengertian konvensional, konsep empowerment mengandung dua
pengertian, yaitu:(1) to give power or authority to atau memberi
kekuasaan, mengalihkan kekuatan, atau mendelegasikan otoritas ke pihak lain.
(2) to give ability to atau to enable atau usaha untuk
memberi kemampuan.Gibson
(1995) mendefinisikan pemberdayaan karyawan (individual empowerment) sebagai pemberian kesempatan dan dorongan
kepada para karyawan untuk mendayagunakan bakat, ketrampilan-ketrampilan,
sumberdaya-sumberdaya, dan pengalaman-pengalaman mereka untuk menyelesaikan
pekerjaan secara tepat waktu.Spreitzer (1995) mendefinisikan pemberdayaan
sebagai suatu proses dimana individu mempunyai kekuasaan untuk berpartisipasi
secara langsung untuk mengendalikan dan mempengaruhi suatu kejadian yang
memiliki efek langsung terhadap kehidupannya.Payne (1997) menjelaskan bahwa pemberdayaan pada hakekatnya bertujuan
untuk membantu klien mendapatkan daya, kekuatan dan kemampuan untuk mengambil
keputusan dan tindakan yang akan dilakukan dan berhubungan dengan diri klien
tersebut, termasuk mengurangi kendala
pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan.
B.Pengertian Stress
Morgan (Karman & Suyasa, 2004) stres adalah suatu
keadaan internal yang ditimbulkan oleh adanya tuntutan fisik atau disebabkan
oleh lingkungan dan situasi sosial yang dinilai membahayakan, tidak terkontrol
atau mengancam keberdayaan diri seseorang.Stres adalah suatu kondisi ketegangan yang memengaruhi emosi, proses
berpikir dan kondisi seseorang (Handoko, 1993).Hariandja
(2002) mendefinisikan stres sebagai situasi ketegangan atau tekanan emosional
yang dialami seseorang yang sedang menghadapi tuntutan yang sangat besar,
hambatan-hambatan, dan adanya kesempatan yang sangat penting yang dapat
mempengaruhi emosi, pikiran, dan kondisi fisik seseorang.Sarafino (1994)
mendefinisikan stres adalah kondisi yang disebabkan oleh interaksi antara
individu dengan lingkungan,
menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan-tuntutan yang berasal
dari situasi yang bersumber pada sistem biologis, psikologis
dan sosial dari
seseorang. Stres adalah tekanan
internal maupun eksternal serta
kondisi bermasalah lainnya
dalam kehidupan (an internal
and eksternal pressure
and other troublesome
condition in life).
SUMBER STRESS :
Semakin berkembang dan majunya teknologi,
tuntutan untuk menjadi yang lebih baik membuat persaingan dalam dunia
makin pesat dan makin ketat, sehingga menuntut kinerja yang lebih maksimal,
stres dapat disebabkan oleh :
1.Sumber stres dari organisasi (seperti
tuntutan-tuntutan, dan tanggungjawab yang besar), struktur organisasi, hubungan
dalam organisasi, keberadaan organisasi, dan hubungan organisasi dengan pihak
luar.
2.Sumber stres dari kehidupan, seperti
kehilangan pasangan hidup.
3.Kondisi pekerjaan, seperti kondisi
lingkungan, baik lingkungan maupun lingkungan kehidupan,overload,deprivational
stress, pekerjaan berisiko tinggi dan iklim.
4.Ambiguitas dalam berperan dan faktorinterpersonal.
5.Perkembangan karir.
6.Cita-cita, dan ambisi.
7.Kurangnya kontrol yang dirasakan.
8.Diri individu, seperti usia, kondisi fisik,
dan faktor kepribadian.
C.Pengertian konflik
konflik adalah bertengkar, bersaing, atau berebutan. Bisa juga berarti
ketidaksepakatan. Konflik adalah suatu pertentangan yang terjadi antara apa
yang diharapkan oleh seseorang terhadap dirinya, orang lain, dan organisasi
dengan kenyataan apa yang diharapkannya.Menurut Hugh Miall (2002) bahwa konflik
adalah aspek intrinsik dan tidak mungkin
dihindarkan dalam perubahan sosial serta sebuah ekspresi heteregonitas kepentingan,
nilai, dan keyakinan yang muncul sebagai formasi baru yang penting ditimbulkan
oleh perubahan sosial yang muncul bertentangan dengan hambatan yang diwariskan.Secara umum Degenova (2008)
mengatakan bahwa konflik merupakan hal yang normal terjadi pada setiap
hubungan, dimana dua orang tidak pernah selalu setuju pada suatu keputusan yang
dibuat
a.Jenis-Jenis Konflik :
1.Konflik dalam diri individu: konflik terjadi bila pada waktu yang sama
seseorang memiliki dua keinginan yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus.
2.Konflik antar individu dalam organisasi yang sama karena pertentangan
kepentingan: hal ini sering terjadi antara dua orang yang berbeda status,
jabatan, dan bidang kerja.
3.Konflik
antar individu dan kelompok: seringkali berhubungan dengan cara individu
menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas, yang ditekankan kepada
mereka oleh kelompok kerja mereka.
4.Konflik
antar kelompok dalam organisasi yang sama: konflik ini merupakan tipe konflik
yang banyak terjadi di dalam organisasi. Konflik antar lini dan staf, pekerja
dan pekerja.
5.Konflik antar organisasi konflik ini biasanya disebut dengan persaingan.
b.Proses
Konflik :
Konflik mempunyai proses
yang memakan waktu dan gerak naik turunnya membentuk semacam lingkaran.
Secara garis besar lingkaran konflik terdiri dari:
1.Kondisi yang mendahului (antecedent
condition): kondisi ini terdiri dari faktor-faktor yang pada umumnya
membawa pada konflik.
2.Kemungkinan konflik yang
dilihat (perceived potential conflict): Pada tahap ini satu atau dua
belah pihak melihat kemungkinan konflik diantara mereka.
3.Konflik yang dirasa (felt
conflict): pada tahap ini,tubrukan kepentingan dan kebutuhan terjadi. Satu
pihak atau kedua belah pihak yang terlibat melihat keadaan yang tidak
memuaskan, menghambat, menakutkan, dan mengancam.
4.Perilaku yang tampak (manifest
behavior): pada waktu konflik terjadi orang-orang menanggapi dan mengambil
tindakan.
5.Konflik ditekan atau
dikelola (suppressed or managed conflict): pada tahap ini konflik yang
sudah terjadi dapat ditekan. Artinya konflik ditiadakan. Secara lahriah konflik
itu tampak seperti sudah selesai, meskipun masalah intinya tidak ditangani.
6.Sesudah konflik
diselesaikan (management aftermarth): kedua belah pihak yang terlibat
dalam konflik menanggung segala akibatnya entah bagi diri sendiri, kerja,
hubungan dengan orang lain.
D.Kasus Stress dan Konflik
1.Kasus
Stress
Dokumen Foto yang diambil tanggal 24 Feb
2010, terlihat seorang wakil pembicara dan karyawan yang berkumpul di luar
pabrik Foxconn di Shenzhen, Provinsi Guangdong Cina selatan. “Perusahaan hanya
mementingkan kepentingan bisnisnya dengan memeras tenaga karyawan, sementara
upah pekerjanya sendiri masih sangat rendah, ironisnya karyawan tidak berdaya
akan kebijakan ini”. Pemogokan di Perusahaan Honda Motor dan serentetan bunuh
diri karyawan di Foxconn Technology (produsen raksasa elektronik untuk industri
seperti Apple, Dell dan Hewlett-Packard) membuat Pemerintah Cina harus melakukan
pertemuan dengan perwakilan Management Perusahaan.Seorang Insinyur berumur 28
tahun yang bekerja untuk Foxconn (pembuat iPhone, iPads dan gadget elektronik
lainnya termasuk Apple Inc) meninggal dunia “kematiannya mendadak” di rumahnya
di dekat pabrik Foxconn Shenzhen di provinsi Guangdong China selatan. Penyebab
kematian sedang diselidiki dan “kita sedang mengumpulkan informasi-informasi
pendukung penyebab kematian insinyur ini termasuk keterkaitannya dengan
pekerjaan,” kata salah satu perwakilan management perusahaan.Surat kabar Ming
Pao di Hong Kong, melaporkan bahwa salah satu kerabat dekat Insinyur mengklaim
kematian rekan kerjanya itu dikarenakan “stres kerja”, setelah bekerja 34 jam
tanpa istirahat. Dampak dari laporan surat kabar yang terbit langsung direspon
positif oleh Perusahaan dengan mengumumkan pemberian 30 persen bonus pada
karyawannya untuk meningkatkan dan membantu terciptanya lingkungan kerja yang
lebih baik selain itu kerja lembur karyawan akan dikurangi sehingga bisa lebih
banyak waktu untuk beristirahat. Aktivis ketenagakerjaan menuduh perusahaan
memiliki gaya manajemen yang kaku, dan karyawannya dipaksakan untuk bekerja
terlalu keras, namun Foxconn menyangkal tuduhan ini. Dalam setahun ini di
Perusahaan Foxconn “Sepuluh pekerjanya telah bunuh diri dan tiga lainnya
melakukan percobaan bunuh diri, rata-rata mereka tewas karena terjun dari atas
bangunan.Perwakilan Foxconn Terry Gou berjanji untuk berusaha mencari jalan
keluar agar kejadian bunuh diri maupun percobaan yang dilakukan karyawan tidak
terjadi lagi kedepannya.
Solusinya
:
berdasarkan kasus di atas kematian ming pao dihongkong
yang bekerja di pabrik foxconn selam 34 jam tanpa istirahat sangat tidak wajar
korban mengalami stress kerja sehingga meyebabkan stress yang berlebihan,
seharusnya pabrik tersebut memberikan istirahat dan upah yang sesuai terhadap
kerja para karyawan, dan pihak perusahaan melihat dampak-dampak kedepan
terhadap kualitas kerja para karyawan, dilihat dari kasus di atas bahwa sepuluh
dari karyawan bununh diri dan tiga lainnya mencoba untuk bunuh diri, gaya
manajemen perusahaan yang kaku membuat stress kerja meningkat, seharusnya
pabrik foxcoon memberikan kenyamanan terhada para karyawannya dengan memberikan
upah lembur dan gaji pokok sehingga karyawan merasa bahwa pekerjaannya dihargai
oleh perusahaan.
2.Kasus
Konflik
“Konflik sosial yang terjadi di Aceh Singkil, Tahun 2015” Aksi pembakaran beberapa gereja yang
terjadi tanggal 13 Oktober 2015 di Aceh Singkil diawali dengan demonstrasi yang
dilakukan oleh remaja Muslim. Mereka menuntut pemerintah setempat untuk
melakukan pembongkaran terhadap sejumlah gereja yang dianggap tidak memiliki
izin. Karena tensi yang tinggi, sebanyak 600 orang kemudian memutuskan
melakukan pembakaran terhadap beberapa gereeja yang ada. Konflik ini
mengakibatkan 1 orang tewas dan 4 orang luka-luka.
Solusinya :
seharusnya
pemerintah segera membongkar terhadap gereja-gereja yang tidak mempunyai izin
resmi dan seharusnya remaja muslim mengadakan negosiasi dan kerjasma terlebih dahulu dengan pemerintah sehingga
melakukan pembongkaran secara resmi dan teratur dan tidak terjadi kericuhan
bahkan sampai ada korban yang tewas dan luka-luka.
2.
KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN
A.Pengertian Komunikasi
Koontz,
et. A. (1990) mendefinsikan bahwa komunikasi sebagai penyampaian informasi dari
pengirim kepada penerima orang dengan menggunakan bahasa yang sederhana dan
mudah dipahami kedua belah pihak. Dengan kata lain, komunikasi adalah yang
dilakukan antar individu dalam masyarakat dengan menggunakan bahasa yang mudah
dipahami untuk mencapai tujuan tertentu.Pawito dan Sardjono (1994) mencoba
mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses dengan mana suatu pesan
dipindahkan atau dioperkan (lewat suatu saluran) dari suatu sumber kepada
penerima dengan maksud mengubah perilaku, perubahan dalam pengetahuan, sikap
dan atau perilaku overt lainnya. Sekurang-kurangnya didapati empat unsur utama
dalam model komunikasi yaitu sumber (the source), pesan (the message), saluran
(the channel) dan penerima (the receiver).Komunikasi secara umum adalah suatu
proses dimana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi dan
masyarakat menciptakan dan menggunakan informasi agar terhubung dengan
lingkungan orang lain. (Feriyanto dan Triana, 2015: 156).
B.Proses Komunikasi
Proses komunikasi terdiri dari beberapa tahap
diantaranya:
1.Tahap idea: yaitu proses
penciptaan gagasan atau informasi yang dilakukan oleh komunikator.
2.Tahap Enconding: adalah
gagasan atau informasi disusun dalam serangkaian bentuk simbol atau sendi yang
dirancang untuk dikirimkan kepada komunikan dan juga pemilihan saluran dan
media komunikasi yang akan digunakan. Simbol atau sandi dalam bentuk kata-kata
(lisan maupun tertulis), gambar (poster atau grafik), atau tindakan.
3.Tahap Pengiriman: adalah
gagasan atau pesan-pesan yang telah disimbolkan atau disandikan (encoded)
melalui saluran dan media komunikasi yang tersedia dalam organisasi. Pengirim
pesan dapat dilakukan dengan berbicara, menulis, menggambar dan bertindak.
4.Tahap Penerimaan: setelah
pesan dikirim melalui media komunikasi, maka diterima oleh komunikan.
Penerimaan pesan ini dapat melalui proses mendengarkan, membaca, atau mengamati
tergantung pada saluran dan media yang digunakan untuk mengirimkannya.
Jikainformasi atau pesan berbentuk komunikasi lisan, maka sering kali kegagalan
dalam mendengarkan dan berkonsentrasi mengakibatkan hilangnya pesan-pesan
tersebut.
5.Tahap Decoding: adalah
dimana pesan-pesan yang diterima di interpretasikan, dibaca, diartikan, dan
diuraikan secara langsung atau tidak langsung melalui suatu proses berfikir.
Pikiran manusia, sistem memori mekanis, insting binatang, dan proses berfikir
lainnya berfungsi sebagai mekanisme decoding.
6.Tahap Tindakan: tindakan
yang dilakukan oleh komunikan sebagai respon terhadap pesan-pesan yang
diterimanya merupakan tahp terakhir dalam suatu proses komunikasi. Dalam hal
ini respon komunikan dapat berbentuk usaha melengkapi informasi, meminta
informasi tambahan, atau melakukan tindakan-tindakan lain. Jika setiap pesan
yang dikirimkan komunikator menghasilkan respon tindakan seperti apa yang
diharapkan, maka dapat dikatakan telah terjadi komunikasi yang efektif.
C.Hambatan
Komunikasi
Menurut
Robbins (2003), ada empat hambatan komunikasi:
1.Perbedaan bahasa dan persepsi
Pikiran
yang mengatur input menjadi mental map yang mewakili persepsi mengenai
realitas.
2.Gangguan komunikasi
Menurut
Locker (2000), ada 2 gangguan komunikasi; (1) gangguan emosional: bila sedang
emosional lebih baik menghindari komunikasi agar tidak terjadi kesalahpahaman.,
dan (2) gangguan fisik: gangguan ini pada umumnya tidak menghambat komunikasi,
tetapi akan mengurangi konsentrasi penerima.
3.Overload
informasi
Komunikasi
bisnis sering terganggu karena materinya rumit dan kontroversial. Sebagai
akibatnya, orang akan mengabaikan berita yang menurut mereka tidak penting.
4.Penyaringan yang tidak tepat
Menyaring
adalah membuang informasi sebelum diteruskan. Namun apabila mempengaruhi jumlah
dan mutu informasi yang diteruskan, tentu akan mempengaruhi komunikasi yang
diharapkan.
D. Pengertian Komunikasi
Interpersonal Efektif dalam Organisasi
Komunikasi interpersonal
efektif adalah komunikasi yang terkandung dalam tatap muka dan saling
mempengaruhi, mendengarkan, menyampaikan pernyataan, keterbukaan, kepekaan yang
merupakan cara paling efektif dalam mengubah sikap, pendapat dan perilaku
seseorang dengan efek umpan balik secara langsung.
Adapun komunikasi
interpersonal efektif dalam suatu organisasi mencakup dua bagian yaitu:
1.Componential
Menjelaskan komunikasi
antar pribadi dengan mengamati komponen-komponen utamanya, dalam hal ini adalah
penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain dengan berbagai
dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik dengan segera.
2.Situasional
Interaksi tatap muka antara
dua orang dengan potensi umpan balik langsung dengan situasi yang mendukung
disekitarnya.
E.Model
Pengolahan Informasi Komunikasi Dalam Komunikasi
a.Model pengolahan
informasi komunikasi
Model Pengolahan Informasi
pada dasarnya menitikberatkan dorongan-dorongan internal (datang dari dalam
diri) manusia untuk memahami dunia dengan cara menggali dan mengorganisasikan
data, merasakan adanya masalah dan mengupayakan jalan pemecahannya, serta
mengembangkan bahasa untuk mengungkapkannya
Model pengolahan informasi
dibawah ini ada 4 yaitu:
1.Rational
2.Limited capacity
3.Expert
4.Cybernetic
b.Model interaktif
manajemen dalam komunikasi
1.Confidence
Dalam manajemen timbulnya
suatu interaksi karena adanya rasa nyaman. Kenyamanan tersebut dapat membuat
suatu organisasi bertahan lama dan menimbulkan suatu kepercayaan dan
pengertian.
2.Immediacy
Ini adalah model organisasi
yang membuat suatu organisasi tersebut menjadi segar dan tidak membosankan
3.Interaction management
Adanya berbagai interaksi
dalam manajemen seperti mendengarkan dan juga menjelaskan kepada berbagai pihak
yang bersangkutan
4.Expressiveness
Mengembangkan suatu
komitmen dalam suatu organisasi dengan berbagai macam ekspresi perilaku.
5.Other-orientation
f. Model
Interaktif Manajemen dalam Komunikasi
Model pemrosesan informasi
ditekankan pada pengambilan, penguasaan, dan pemrosesan informasi. Model ini
lebih memfokuskan pada fungsi kognitif peserta didik. Model ini didasari oleh
teori belajar kognitif (Piaget) dan berorientasi pada kemampuan peserta didik
memproses informasi yang dapat memperbaiki kemampuannya. Pemrosesan Informasi
merujuk pada cara mengumpulkan/menerima stimuli dari lingkungan, mengorganisasi
data, memecahkan masalah, menemukan konsep, dan menggunakan simbol verbal dan
visual.
1.Confidence. Dalam manajemen timbulnya suatu interaksi karena adanya
rasa nyaman. Kenyamanan tersebut dapat membuat suatu organisasi bertahan lama
dan menimbulkan suatu kepercayaan dan pengertian.
2. Immediacy. Ini adalah model organisasi
yang membuat suatu organisasi tersebut menjadi segar dan tidak membosankan.
3.Interaction Management. Adanya berbagai interaksi dalam manajemen
seperti mendengarkan dan juga menjelaskan kepada berbagai pihak yang
bersangkutan.
4.Expressiveness. Mengembangkan suatu komitmen dalam suatu organisasi
dengan berbagai macam ekspresi perilaku.
5.Other-orientation. Adanya komunikasi antara komunikasi dengan satu
pihak ke pihak lain, sebagai tukar menukar informasi. Dalam hal ini suatu
manajemen organisasi berorientasi pada pegawai.
DAFTAR PUSTAKA
Usman,
H. (2014). Manajemen: teori, praktik, dan riset pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara
Sukoco,
B. M. (2007). Manajemen administrasi perkantoran modern. Jakarta: Erlangga
Hardjana, A. M. (1994). Konflik di tempat kerja. Yogyakarta: KANISIUS
Wrihatnolo, R. R., dan Dwidjowijoto. (2007). Manajemen pemberdayaan
sebuah pengantar dan panduan untuk pemberdayaan masyarakat. Jakarta: Elex
Media Komputindo
Robinson. (2008). Strategi
Manajemen. Jakarta : Salemba Empat
Santoso,J.
(2006). Jalan Tikus Menuju Kekuasaan. Jakarta : Gramedia
Riza, R & Roesmidi, H.
(2006). Pemberdayaan Masyarakat. Sumedang: ALQAPRINT JATINANGOR.
Langganan:
Postingan (Atom)