TUGAS KE-1.
TEORI KEPRIBADIAN SEHAT.
NAMA : MEKA ANISA PERMATASARI
KELAS : 2PA14
NPM : 16514561
1.
Aliran-Aliran Teori Kepribadian Sehat.
A.ALIRAN PSIKOANALISA
Psikolanalisa
merupakan salah satu aliran besar dalam dunia psikologi, pencetus awalnya
adalah Sigmund Freud, berikut ini akan dijelaskan teori psikoanalisa dari
Sigmund Freud dan kemudian mengaitkannya dengan kepribadian yang sehat.Psikoanalisa
adalah cabang ilmu yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dan para pengikutnya,
sebagai studi fungsi dan perilaku psikologis manusia. Freud pada
awalnya memang mengembangkan teorinya tentang struktur kepribadian dan
sebab-sebab gangguan jiwa dan dengan konsep teorinya yaitu perilaku dan pikiran
dengan mengatakan bahwa kebanyakan apa yang individu lakukan dan pikirkan hasil
dari keinginan atau dorongan yang mencari pemunculan dalam perilaku dan
pikiran.Menurut teori psikoanalisa, inti dari keinginan dorongan ini adalah
bahwa mereka bersembunyi dari kesadaran individual dan apabila dorongan –
dorongan ini tidak dapat disalurkan, dapat menyebabkan gangguan kepribadian dan
juga mengganggu kesehatan mental yang disebut psikoneurosis. Dengan kata lain,
mereka tidak disadari. Ini adalah ekspresi dari dorongan tidak sadar yang
muncul dalam perilaku dan pikiran. Istilah “motivasi yang tidak disadari” (unconscious motivation ) menguraikan ide
kunci dari psikoanalisa.Dalam teori psikoanalisanya freud menjelaskan tentang
struktur kepribadian individu, struktur kepribadian tersusuan atas 3 sistem
pokok, yakni :
1.Id
Id
merupakan aspek biologis yang strukturnya paling mendasar dari kepribadian. Id
juga merupakan sistem kepribadian yang asli, dimana id sebagai rahim tempat
berkembangan ego dan superego. Id berisikan segala sesuatu yang secara
psikologis ada sejak lahir dan merupakan reservoir energi psikis. Id
berhubungan erat dengan proses-proses jasmaniah darimana id mendapatkan
energinya. Id memiliki 2 proses yaitu proses primer dan tindakan refleksi. Id
terdiri dari dorongan - dorangan biologis seperti makan, sex dan agresifitas.
2.Ego
Ego merupakan aspek psikologis yang berkembang
dari id yang struktur kepribadianya mengontrol kesadaran dan mengambil
keputusan atas perilaku manusia. Ego timbul karena kebutuhan – kebutuhan
organisme memerlukan transaksi - transaksi yang sesuai dengan dunia kenyataan
objektif. Perbedaan pokok antara id dan ego adalah id hanya mengenal kenyataan
subjektif jiwa sedangkan ego membedakan antara hal - hal yang terdapat dalam
batin dan hal - hal yang terdapat dalam dunia luar. Ego disebut juga sebagai
eksekutif kepribadian karena ego mengontrol pintu-pintu arah tindakan, memilih
segi lingkungan kemana ia akan membri respon dan memutuskan insting mana yang
akan dipuaskan.
3. Superego
Superego
merupakan aspek sosiologis yang merefleksikan nilai - nilai sosial dan
menyadarkan individu atas tuntutan moral. Gambaran kesadaran akan nilai-nilai
dan moral masyarakat yang ditanamkan oleh adat istiadat, agama, orangtua, guru,
dan orang lain kepada anak. Karena itu pada dasarnya superego adalah hati
nurani seseorang yang menilai benar atau salahnya tindakan seseorang. Itu
berarti superego mewakili nilai-nilai ideal dan selalu berorientasi pada
kesempurnaan.
Freud
juga membagi aktivitas mental individu dalam beberapa tingkatan berdasarkan
sejauh mana individu menyadari gejala-gejala psikis yang timbul, yaitu :
1.Tingkat
Sadar Atau Kesadaran ( Conscious Level )
Pada
tingkat ini aktivitas mental dapat disadari setiap saat seperti berpikir,
persepsi, dan lain - lain.
2.Tingkat
Prasadar ( Preconscious Level )
Pada
tingkat ini aktivitas mental dan gejala-gejala psikis yang timbul bias disadari
hanya apabila individu memperhatikannya, misalnya memori,
pengetahuan-pengetahuan yang telah dipelajari, dan lain - lain.
3.Tingkat
Tidak Disadari ( Unconscious Level )
Pada
tingkat ini aktivitas mental dan gejala-gejala psikis tidak disadari oleh
individu. Gejala-gejala ini muncul misalnya dalam dorongan-dorongan immoral,
pengalaman-pengalaman yang memalukan, harapan-harapan yang irasional,
dorongan-dorongan seksual yang tidak sesuai dengan norma masyarakat, dan
lain-lain.
Meskipun
masing-masing bagian dari kepribadian total ini mempunyai fungsi, sifat,
komponen, prinsip kerja, dinamisme dan mekanismenya sendiri. Namun mereka
berinteraksi begitu erat satu sama lain sehingga sulit (tidak mungkin) untuk
memisah - misahkan pengaruhnya dan menilai sumbangan relatifnya terhadap
tingkah laku manusia. Tingkah laku hampir selalu merupakan produk dari
interaksi diantara ketiga sistem tersebut jarang salah satu sistem berjalan terlepas
dari kedua sistem lainnya.Kepribadian yang sehat menurut psikoanalisis :
a.Menurut
freud kepribadian yang sehat yaitu jika individu bergerak menurut pola perkembangan
yang ilmiah.
b.Kemampuan
dalam mengatasi tekanan dan kecemasan, dengan belajar.
c.Mental
yang sehat ialah seimbangnya fungsi dari superego terhadap id dan ego.
d.Tidak
mengalami gangguan dan penyimpangan pada mentalnya.
e.Dapat
menyesuaikan keadaan ddengan berbagai dorongan dan keinginan.
B.ALIRAN BEHAVIORISTIK
Behaviorisme
adalah sebuah aliran dalam psikologi yang didirikan oleh John B. Watson pada
tahun 1913 yang berpendapat bahwa perilaku harus merupakan unsure subyek
tunggal psikologi. Behaviorisme merupakan aliran revolusioner, kuat dan
berpengaruh, serta memiliki akar sejarah yang cukup dalam. Behaviorisme lahir
sebagai reaksi terhadap introspeksionisme (yang menganalisis jiwa manusia
berdasarkan laporan-laporan subjektif) dan juga psikoanalisis (yang berbicara
tentang alam bawah sadar yang tidak tampak). Behaviorisme secara keras menolak
unsur-unsur kesadaran yang tidak nyata sebagai obyek studi dari psikologi, dan
membatasi diri pada studi tentang perilaku yang nyata. Dengan demikian,
Behaviorisme tidak setuju dengan penguraian jiwa ke dalam elemen seperti yang
dipercayai oleh strukturalism. Berarti juga behaviorisme sudah melangkah lebih
jauh dari fungsionalisme yang masih mengakui adanya jiwa dan masih memfokuskan
diri pada proses-proses mental.Behaviorisme ingin menganalisis bahwa perilaku
yang tampak saja yang dapat diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Behaviorisme
memandang pula bahwa ketika dilahirkan, pada dasarnya manusia tidak membawa
bakat apa-apa. Manusia akan berkembang berdasarkan stimulus yang diterimanya
dari lingkungan sekitarnya. Lingkungan yang buruk akan menghasilkan manusia
buruk, lingkungan yang baik akan menghasilkan manusia baik. Kaum behavioris
memusatkan dirinya pada pendekatan ilmiah yang sungguh-sungguh objektif. Kaum
behavioris mencoret dari kamus ilmiah mereka, semua peristilahan yang bersifat
subjektif, seperti sensasi, persepsi, hasrat, tujuan, bahkan termasuk berpikir
dan emosi, sejauh kedua pengertian tersebut dirumuskan secara subjektif.
Fungsionalisme Menjadi dasar bagi behaviorisme melalui pengaruhnya pada tokoh
utama behaviorisme, yaitu Watson. Watson adalah murid dari Angell dan menulis
disertasinya di University of Chicago. Dasar pemikiran Watson yang memfokuskan
diri lebih proses mental daripada elemen kesadaran, fokusnya perilaku nyata dan
pengembangan bidang psikologi pada animal psychology dan child psychology
adalah pengaruh dari fungsionalisme. Meskipun demikian, Watson menunjukkan
kritik tajam pada fungsionalisme.
1.prinsip
aliran behaviorisme
- Perilaku
nyata dan terukur memiliki makna tersendiri, bukan sebagai perwujudan dari
jiwa atau mental yang abstrak
- Aspek
mental dari kesadaran yang tidak memiliki bentuk fisik adalah pseudo
problem untuk sciene, harus dihindari.
- Penganjur
utama adalah Watson : overt, observable behavior, adalah satu-satunya
subyek yang sah dari ilmu psikologi yang benar.
- Dalam
perkembangannya, pandangan Watson yang ekstrem ini dikembangkan lagi oleh
para behaviorist dengan memperluas ruang lingkup studi behaviorisme dan
akhirnya pandangan behaviorisme juga menjadi tidak seekstrem Watson,
dengan mengikutsertakan faktor-faktor internal juga, meskipun fokus pada
overt behavior tetap terjadi.
- Aliran
behaviorisme juga menyumbangkan metodenya yang terkontrol dan bersifat
positivistik dalam perkembangan ilmu psikologi.
- Banyak
ahli (a.l. Lundin, 1991 dan Leahey, 1991) membagi behaviorisme ke dalam
dua periode, yaitu behaviorisme awal dan yang lebih belakangan. Terhadap
aliran behaviorisme ini, kritik umumnya diarahkan pada pengingkaran
terhadap potensi alami yang dimiliki manusia. Bahkan menurut pandangan
ini, manusia tidak memiliki jiwa, tidak memiliki kemauan dan kebebasan
untuk menentukan tingkah lakunya sendiri.
2.John
B. Watson
Watson berpendapat bahwa introspeksi merupakan
pendekatan yang tidak ada gunanya. Alasannya adalah jika psikologi dianggap
sebagai suatu ilmu, maka datanya harus dapat diamati dan diukur. Watson
mempertahankan pendapatnya bahwa hanya dengan mempelajari apa yang dilakukan
manusia (perilaku mereka) memungkinkan psikologi menjadi ilmu yang objektif.
Watson menolak pikiran sebagai subjek dalam psikologi dan mempertahankan pelaku
sebagai subjek psikologi. Khususnya perilaku yang observabel atau yang
berpotensi untuk dapat diamati dengan berbagai cara baik pada aktivitas manusia
dan hewan. 3 prinsip dalam aliran behaviorisme:
- menekankan
respon terkondisi sebagai elemen atau pembangun pelaku. Kondisi adalah
lingkungan external yang hadir dikehidupan. Perilaku muncul sebagai respon
dari kondisi yang mengelilingi manusia dan hewan.
- Perilaku
adalah dipelajari sebagai konsekuensi dari pengaruh lingkungan maka
sesungguhnya perilaku terbentuk karena dipelajari. Lingkungan terdiri dari
pengalaman baik masa lalu dan yang baru saja, materi fisik dan sosial.
Lingkungan yang akan memberikan contoh dan individu akan belajar dari
semua itu.
- Memusatkan
pada perilaku hewan. Manusia dan hewan sama, jadi mempelajari perilaku
hewan dapat digunakan untuk menjelaskan perilaku manusia.
3.B.F.
Skinner
”Behaviorisme”,
sebutan bagi aliran yang dianut Watson, turut berperan dalam pengembangan
bentuk psikologi selama awal pertengahan abad ini, dan cabang perkembangannya
yaitu psikologi stimulus-respon yang masih tetap berpengaruh. Hal ini terutama
karena hasil jerih payah seorang ahli psikologi dari Harvard, B.F. Skinner.
Psikologi stimulus-respon mempelajari rangsangan yang menimbulkan respon dalam
bentuk perilaku, mempelajari ganjaran dan hukuman yang mempertahankan adanya
respon itu, dan mempelajari perubahan perilaku yang ditimbulkan karena adanya
perubahan pola ganjaran dan hukuman. Skinner, berpendapat kepribadian terutama
adalah hasil dari sejarah penguatan pribadi individu . Meskipun pembawaan
genetis turut berperan, kekuatan-kekuatan sangat menentukan perilaku khusus
yang terbentuk dan dipertahankan, serta merupakan khas bagi individu yang
bersangkutan. Dalam sebuah karyanya, Skinner membuat 3 asumsi dasar, yaitu:
- Perilaku
itu terjadi menurut hukum (behavior can be controlled)
- Skinner
menekankan bahwa perilaku dan kepribadian manusia tidak dapat dijelaskan
dengan mekanisme psikis seperti Id atau Ego
- Perilaku
manusia tidak ditentukan oleh pilihan individual. Kaum behavioris lebih
dikenal dengan teori belajar, karena menurut mereka, seluruh perilaku
manusia, kecuali insting, adalah hasil belajar. Kaum behavioris sangat
mengagungkan proses belajar, terutama proses belajar asosiatif atau proses
belajar stimulus-respon, sebagai penjelasan terpenting tentang tingkah
laku manusia. Para pendahulu aliran pemikiran ini adalah Isaac Newton dan
Charles Darwin. Tokoh-tokoh lainnya yaitu Edward Thorndike, Clark Hull,
John Dollard, Neal Miller, dan masih banyak lagi lainnya.
4.Teori
belajar behaviorisme
Teori
belajar behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan
Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman Teori ini
lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah
pengembangan teori dan praktek pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai
aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang
tampak sebagai hasil belajar.Teori behavioristik dengan model hubungan
stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif.
Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau
pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan
penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.Belajar merupakan akibat
adanya interaksi antara stimulus dan respon (Slavin, 2000:143). Seseorang
dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan
perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang
berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang
diberikan guru kepada pebelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan
pebelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang
terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak
dapat diamati dan tidak dapat diukur.Yang dapat diamati adalah stimulus dan
respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang
diterima oleh pebelajar (respon) harus dapat diamati dan diukur. Teori ini
mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk
melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.Faktor lain yang
dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan
(reinforcement). Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respon
akan semakin kuat. Begitu pula bila respon dikurangi/dihilangkan (negative
reinforcement) maka respon juga semakin kuat.Beberapa prinsip dalam teori
belajar behavioristik, meliputi:
- Reinforcement
and Punishment;
- Primary
and Secondary Reinforcement;
- Schedules
of Reinforcement;
- Contingency
Management;
- Stimulus
Control in Operant Learning;
- The
Elimination of Responses (Gage, Berliner, 1984).
Tokoh-tokoh
aliran behavioristik di antaranya adalah Thorndike, Watson, Clark Hull,
Edwin Guthrie, dan Skinner.
A.Kepribadian yang sehat menurut behavioristik :
1.Memberikan
respon terhadap faktor dari luar seperti orang lain dan lingkungannya.
2.Bersifat
sistematis dan bertindak dengan dipengaruhi oleh pengalaman sangat dipengaruhi
oleh faktor eksternal, karena manusia tidak memiliki sikap dengan bawaan
sendiri.
3.Menekankan
pada tingkah laku yang dapat diamati dan menggunakan metode yang objektif.
C.
ALIRAN HUMANISTIK
Psikologi humanistik merupakan salah satu aliran dalam psikologi yang muncul pada tahun 1950-an, dengan akar pemikiran dari kalangan eksistensialisme yang berkembang pada abad pertengahan. Pada akhir tahun 1950-an, para ahli psikologi, seperti : Abraham Maslow, Carl Rogers dan Clark Moustakas mendirikan sebuah asosiasi profesional yang berupaya mengkaji secara khusus tentang berbagai keunikan manusia, seperti tentang : self (diri), aktualisasi diri, kesehatan, harapan, cinta, kreativitas, hakikat, individualitas dan sejenisnya.
Psikologi humanistik muncul sebagai reaksi atas aliran psikoanalisis dan behaviorisme serta dipandang sebagai “kekuatan ketiga “ dalam aliran psikologi. Psikoanalisis dianggap sebagai kekuatan pertama dalam psikologi yang awal mulanya datang dari psikoanalisis ala Freud yang berusaha memahami tentang kedalaman psikis manusia yang dikombinasikan dengan kesadaran pikiran guna menghasilkan kepribadian yang sehat. Kelompok psikoanalis berkeyakinan bahwa perilaku manusia dikendalikan dan diatur oleh kekuatan tak sadar dari dalam diri. Kekuatan psikologi yang kedua adalah behaviorisme yang dipelopori oleh Ivan Pavlov dengan hasil pemikirannya tentang refleks yang terkondisikan. Kalangan Behavioristik meyakini bahwa semua perilaku dikendalikan oleh faktor-faktor eksternal dari lingkungan
Dalil Utama dari Psikologi Humanistik
Dalam mengembangkan teorinya, psikologi humanistik sangat memperhatikan tentang dimensi manusia dalam berhubungan dengan lingkungannya secara manusiawi dengan menitik-beratkan pada kebebasan individu untuk mengungkapkan pendapat dan menentukan pilihannya, nilai-nilai, tanggung jawab personal, otonomi, tujuan dan pemaknaan. Dalam hal ini, James Bugental (1964) mengemukakan tentang 5 (lima) dalil utama dari psikologi humanistik, yaitu:
- keberadaan
manusia tidak dapat direduksi ke dalam komponen-komponen;
- manusia
memiliki keunikan tersendiri dalam berhubungan dengan manusia lainnya;
- manusia
memiliki kesadaran akan dirinya dalam mengadakan hubungan dengan orang
lain;
- manusia
memiliki pilihan-pilihan dan dapat bertanggung jawab atas
pilihan-pilihanya; dan
- manusia
memiliki kesadaran dan sengaja untuk mencari makna, nilai dan kreativitas.
Terdapat beberapa ahli psikologi yang telah memberikan
sumbangan pemikirannya terhadap perkembangan psikologi humanistik. Sumbangan
Snyggs dan Combs (1949) dari kelompok fenomenologi yang mengkaji tentang
persepsi. Dia percaya bahwa seseorang akan berperilaku sejalan dengan apa yang
dipersepsinya. Menurutnya, bahwa realitas bukanlah sesuatu yang yang melekat
dari kejadian itu sendiri, melainkan dari persepsinya terhadap suatu kejadian.
Dari pemikiran Abraham Maslow (1950) yang memfokuskan pada kebutuhan psikologis tentang potensi-potensi yang dimiliki manusia. Hasil pemikirannya telah membantu guna memahami tentang motivasi dan aktualisasi diri seseorang, yang merupakan salah satu tujuan dalam pendidikan humanistik. Morris (1954) meyakini bahwa manusia dapat memikirkan tentang proses berfikirnya sendiri dan kemudian mempertanyakan dan mengoreksinya. Dia menyebutkan pula bahwa setiap manusia dapat memikirkan tentang perasaan-persaannya dan juga memiliki kesadaran akan dirinya. Dengan kesadaran dirinya, manusia dapat berusaha menjadi lebih baik.
Dari pemikiran Abraham Maslow (1950) yang memfokuskan pada kebutuhan psikologis tentang potensi-potensi yang dimiliki manusia. Hasil pemikirannya telah membantu guna memahami tentang motivasi dan aktualisasi diri seseorang, yang merupakan salah satu tujuan dalam pendidikan humanistik. Morris (1954) meyakini bahwa manusia dapat memikirkan tentang proses berfikirnya sendiri dan kemudian mempertanyakan dan mengoreksinya. Dia menyebutkan pula bahwa setiap manusia dapat memikirkan tentang perasaan-persaannya dan juga memiliki kesadaran akan dirinya. Dengan kesadaran dirinya, manusia dapat berusaha menjadi lebih baik.
Carl Rogers berjasa besar dalam mengantarkan psikologi
humanistik untuk dapat diaplikasian dalam pendidikan. Dia mengembangkan satu
filosofi pendidikan yang menekankan pentingnya pembentukan pemaknaan personal
selama berlangsungnya proses pembelajaran dengan melalui upaya menciptakan
iklim emosional yang kondusif agar dapat membentuk pemaknaan personal tersebut.
Dia memfokuskan pada hubungan emosional antara guru dengan siswa
Teori yang Dimiliki Humanistik
Berkenaan dengan epistemiloginya, teori-teori humanistik dikembangkan lebih berdasarkan
pada metode penelitian kualitatif yang menitik-beratkan pada
pengalaman hidup manusia secara nyata (Aanstoos, Serlin & Greening, 2000).
Kalangan humanistik beranggapan bahwa usaha mengkaji tentang mental dan perilaku
manusia secara ilmiah melalui metode kuantitatif sebagai sesuatu yang salah kaprah.Tentunya
hal ini merupakan kritikan terhadap kalangan kognitivisme yang mengaplikasikan
metode ilmiah pendekatan kuantitatif dalam usaha mempelajari tentang psikologi.Sebaliknya,
psikologi humanistik pun mendapat kritikan bahwa teori-teorinya tidak mungkin
dapat memfalsifikasi dan kurang memiliki kekuatan prediktif sehingga dianggap
bukan sebagai suatu ilmu (Popper, 1969, Chalmers, 1999). Hasil pemikiran dari
psikologi humanistik banyak dimanfaatkan untuk kepentingan konseling dan
terapi, salah satunya yang sangat populer adalah dari Carl Rogers dengan
client-centered therapy, yang memfokuskan pada kapasitas klien untuk dapat
mengarahkan diri dan memahami perkembangan dirinya, serta menekankan pentingnya
sikap tulus, saling menghargai dan tanpa prasangka dalam membantu individu
mengatasi masalah-masalah kehidupannya. Rogers menyakini bahwa klien sebenarnya
memiliki jawaban atas permasalahan yang dihadapinya dan tugas konselor hanya
membimbing klien menemukan jawaban yang benar. Menurut Rogers, teknik-teknik
asesmen dan pendapat para konselor bukanlah hal yang penting dalam melakukan
treatment atau pemberian bantuan kepada klien. Selain memberikan sumbangannya
terhadap konseling dan terapi, psikologi humanistik juga memberikan
sumbangannya bagi pendidikan alternatif yang dikenal dengan sebutan pendidikan
humanistik (humanistic education). Pendidikan humanistik berusaha mengembangkan
individu secara keseluruhan melalui pembelajaran nyata. Pengembangan aspek
emosional, sosial, mental, dan keterampilan dalam berkarier menjadi fokus dalam
model pendidikan humanistik ini.
1.Teori
Kepribadian Sehat Menurut Beberapa Tokoh.
A.Kepribadian
Sehat Menurut Allport Gordon Allport (1897-1967)
Teori – Teori Allport
Allport
lebih optimis tentang kodrat manusia daripada Freud, dan ia memperlihatkan
suatu keharuan yang luar biasa terhadap manusia dan sifat-sifatnya yang
tampaknya bersumber pada masa kanak-kanak. Secara umum teori Allport memberi
definisi yang positif terhadap manusia, teori Allport itu telah membantu
manusia untuk melihat diri sendiri sebagai mahkluk yang baik dan penuh harapan.
Memandang satu pribadi positif dan apa adanya merupakan salah satu definisi
pribadi sehat, inilah kelebihan dan kekuasaan dari teori Allport.
Kepribadian manusia menurut Allport adalah organisasi yang dinamis dari system
psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik atau
khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Allport
tidak percaya bahwa orang-orang yang matang dan sehat dikontrol dan dikuasai
oleh kekuatan-kekuatan tak sadar atau kekuatan-kekuatan yang tidak dapat
dilihat dan dipengaruhi. Allport percaya bahwa kekuatan-kekuatan tak sadar itu
merupakan pengaruh-pengaruh yang penting pada tingkah laku orang-orang dewasa
yang neurotis.
Kepribadian-kepribadian
yang matang juga tidak dikontrol oleh trauma-trauma dan konflik pada masa
kanak-kanak. Orang-orang neurotis terikat pada pengalaman masa kanak-kanak
tetapi orang yang sehat bebas dari paksaan-paksaan masa lampau. Orang-orang
yang sehat dibimbing dan diarahkan oleh masa sekarang dan intensi-intensi dan
antisipasi kearah masa depan. Kemudian Allport juga berpendapat bahwa
kepribadian yang neurotis dan kepribadian yang sehat merupakan hal yang mutlak
terpisah. Namun dalam hal ini yang menjadi kelebihan Allport adalah tentang
antisipasi, Dalam teori Allport antisipasi adalah penting untuk menentukan
siapa dan apakah kita ini, dalam membentuk identitas diri kita.
Dalam
teori, Allport juga memandang bahwa kesehatan psikologis adalah melihat ke
depan, tidak melihat ke belakang, dapat dikatakan bahwa seluruh teori yang
dikemukakan oleh Allport ini sangat bertentangan dengan teori-teori yang
dikemukakan oleh Freud.
Manusia
yang sehat memiliki kebutuhan terus-menerus akan variasi, akan sensasi-sensasi
dan tantangan baru. Mereka tidak suka akan hal-hal yang rutin dan mereka
mencari pengalaman-pengalaman baru, semuanya ini menghasilkan tegangan. Akan
tetapi Allport percaya bahwa hanya melalui pengalaman-pengalaman dan
resiko-resiko yang menimbulkan tegangan ini, manusia dapat bertumbuh. Dalam
pandangan Allport, ia yakin bahwa kepribadian yang sehat tidak perlu menjadi
orang yang bersenang-senang dan bahagia secara jasmani dan rohani, tetapi kita
harus mengembangkan suatu motif yang baru untuk menggantikan motif yang lama
supaya kepribadian tetap sehat.
Perkembangan Proprium
Allport
mengemukakan bahwa semua fungsi diri atau fungsi ego yang telah dijelaskan
disebut dengan fungsi proprium dari kepribadian. Proprium menunjuk kepada
sesuatu yang dimiliki seseorang atau unik bagi seseorang. Fungsi-fungsi ini
termasuk :
1. Perasaan jasmaniah yakni kita tidak dilahirkan dengan suatu
perasaan tentang diri, contohnya bayi tidak dapat membedakan antara “diri”
dengan dunia sekitarnya namun lambat laun dengan makin banyaknya kompleksnya
belajar dan pengalaman-pengalaman perceptual maka bayi itu akan dapat
membedakan antara “diri” dengan dunia sekitarnya.
2. Identitas diri yakni anak mulai sadar akan identitasnya yang
berlangsung terus sebagai orang yang terpisah dan anak mulai mempelajari
namanya. Menurut Allport, segi yang sangat penting dalam sebuah identitas yaitu
sebuah nama. Nama menjadi lambang dari kehidupan seseorang yang mengenal
dirinya dan membedakannya dari yang lain.
3. Harga diri yakni menyangkut perasaan bangga dari anak
sebagai suatu hasil dari belajar mengerjakan sesuatu atas usahanya sendiri. Dia
mulai menyelediki dan memuaskan persaan ingin tahunya tentang lingkungan,
memanupulasi dan mengubah lingkungannya itu. Intinya adalah kebutuhan anak akan
otonomi. Hal ini kelihatan dalam tingkah lakunya yang negative sekitar usia 2
tahun, ketika anak kelihatan menentang segala sesuatu yang dikehendaki orang
tua untuk dilakukannya. Kemudian sekitar usia 6-7 tahun harga dirinya ditentukkan
oleh semangat bersaing dengan kawan-kawan sebayanya.
4. Perluasan diri yakni perasaan keterhubungan dengan
orang-orang dan hal-hal yang penting dalam lingkungannya. Relasi anak dan
lingkungan tempat dia tumbuh terhubung sangat penting.
5. Gambaran diri yakni terkait dengan penanaman-penanaman
nilai, tanggung jawab moral, intensi, tujuan dan pengetahuan diri yang akan
berperan mencolok dalam kepribadiannya kelak. Selain itu juga, anak dapat
melihat dirinya dan pendapat tentang dirinya dan ini dapat berkembang dari
interaksi-interaksi antara orang tua dan anak melalui pujian dan hukuman yang
diberikan kepada anak tersebut.
6. Diri sebagai perilaku sosial yakni anak dapat belajar bahwa
ia dapat memecahkan masalah-masalah dengan menggunakan proses logis dan rasional
dengan aturan-aturan dan harapan yang baru yang ia peroleh dari teman-temannya
ataupun dari gurunya sebagai hasil belajar ketika ia sudah mulai bersekolah.
7. Propriate striving yakni pembangunan tujuan dan rencana ke
depan: intensi-intensi, long-range purposes, distant goals.
Semuanya
merupakan bagian yang sebenarnya dan vital dari kepribadian. Fungsi-fungsi
tersebut sama-sama memiliki suatu arti fenomenal dan “ makna penting”.
Fungsi-fungsi itu bersama disebut sebagai proprium. Proprium itu tidak dibawa
sejak lahir, melainkan berkembang karena usia.Allport menunjukkan tujuh aspek
dalam perkembangan proprium. Selama 3 tahun pertama, tiga aspek muncul, yakni :
rasa diri jasmaniah, rasa identitas-diri berkesinambungan dan harga-diri atau
rasa bangga. Antara usia 4-6 tahun, dua aspek lainnya muncul, yakni : perluasan
diri (the extension of self), dan gambaran diri. Suatu waktu antara usia 6 dan
12 tahun, anak mengembangkan kesadaran-diri sehingga ia dapat menanggulangi
masalah-masalahnya dan akal pikiran. Selama masa remaja, munculah
intensi-intesi, tujuan-tujuan jangka panjang, dan cita-cita yang masih jauh.
Aspek-aspek ini disebut usaha proprium.
Ciri-Ciri
Kepribadian yang Matang Menurut Allport
Menurut Allport, faktor utama tingkah lalu orang dewasa yang matang adalah sifat-sifat yang terorganisir dan selaras yang mendorong dan membimbing tingkah laku menurut prinsip otonomi fungsional.Kualitas kepribadian yang matang menurut allport sebagai berikut:
1.Ekstensi sense
of self
Adalah
kemampuan berpartisipasi dan menikmati kegiatan dalam jangkauan yang luas,
kemampuan diri dan minat-minatnya dengan orang lain, kemampuan merencanakan
masa depan dengan penuh harapan dan rencana, kemampuan mengerjakan sesuatu
secara aktif. Semakin banyak seseorang terlibat dalam kegiatan maka semakin
sehat secara psikologis juga dia.
2.Hubungan
hangat/akrab dengan orang lain
Adalah kapasitas intimacy (hubungan kasih
dengan keluarga dan teman) dan compassion (pengungkapan hubungan
yang penuh hormat dan menghargai dengan setiap orang atau suatu pemahaman
tentang kondisi dasar manusia dan perasaan kekeluargaan dengan semua bangsa)
3.Penerimaan
diri/ Keamanan emosional
Adalah
kemampuan untuk mengatasi reaksi berlebihan dalam hal-hal yang menyinggung
dorongan khusus (misal : mengolah dorongan seks) dan menghadapi rasa frustasi,
kontrol diri atau dapat mengontrol emosi mereka, perasaan proporsional.
4.Pandangan-pandangan
realistis, keahlian dan penugasan
Adalah
kemampuan memandang orang lain, objek, dan situasi. Mereka memandang dunia
mereka secara objektif dan menerima realitas sebagaimana adanya.
5.Keterampilan-keterampilan
dan tugas-tugas
Adalah
kapasitas dan minat dalam penyelesaian masalah, memiliki keahlian serta
tanggung jawab penuh dalam penyelesain tugas yang dipilih, mengatasi pelbagai
persoalan tanpa panik, memiliki dedikasi dan komitmen yang kuat dalam
penyelesaiaan tugas dan keterampilan tersebut.
6.Objektifikasi
diri: insight dan humor
Adalah
kemampuan diri untuk objektif dan memahami tentang diri dan orang lain. Orang
yang sehat adalah yang terbuka pada pendapat orang lain, memiliki pandangan
yang positif dan memiliki wawasan diri yang tinggi terhadap dirinya dalam
merumuskan suatu gambaran yang objektif. Selain itu adanya korelasi yang tinggi
antara wawasan diri dengan humor, humor tidak sekedar menikmati dan tertawa
tapi juga mampu menghubungkan secara positif pada saat yang sama pada
keganjilan dan absurditas diri dan orang lain.
7.Filsafat
Hidup
Orang
yang sehat melihat kedepan, didorong oleh tujuan-tujuan dan rencana jangka
panjang maka daripada itu dibutuhkannya suatu nilai-nilai dan suara hati yang
kuat untuk dapat mencapai semuanya itu.
E. MENURUT PENDAPAT
ROGERS
Pendapat rogers : memahami dan
menjelaskan teori kepribadian sehat menurut rogers, yang meliputi
- Perkembangan
kepribadian atau “self” Menurut Rogers, pribadi yang sehat muncul dari
aktualisasi diri seseorang dalam kehidupannya. Pengalaman - pengalaman
yang telah terjadi memotivasi diri untuk menjadi pribadi yang lebih sehat
dari sebelumnya. Perkembangan aktualisasis diri berubah sejalan dengan
semakin bertambahnya umur sebagai akibat dari perkembangan biologik dan
belajar. Konsep self menggambarkan konsepsi mengenai dirinya sendiri,
ciri-ciri yang dianggapnya menjadi bagian dari dirinya.
- Peranan
positive regard dalam pembentukan kepribadian individu Kebutuhan tersebut
disebut “need for positive regard” Kebutuhan tersebut dibagi menjadi dua,
yaitu :
a. conditional positive regard (bersyarat),
b. unconditional positive regard (tak bersyarat).
Contoh seorang atlet cilik yang ingin selalu diperhatikan oleh orangtunya dan pelatihnya dan selalu ingin dipuji akan prestasinya yang selama ini ia gapai. 3. Ciri-ciri orang yang berfungsi sepenuhnya Pribadi yang berfungsi sepenuhnya adalah pribadi yang mengalami pengharagaan positif tak bersyarat. Karena ini penting, dihargai, diterima, disayangi, dicintai sebagai seseorang yang berarti tentu akan menerima dengan penuh kepercayaan
F.
MENURUT PENDAPAT MASLOW
Lima
kebutuhan dasar Maslow disusun berdasarkan kebutuhan yang paling penting hingga
yang tidak terlalu krusial :
yang tidak terlalu krusial :
1.
Kebutuhan Fisiologis
Contohnya
adalah : Sandang / pakaian, pangan / makanan, papan / rumah, dan kebutuhan
biologis seperti buang air besar, buang air kecil, bernafas, dan lain
sebagainya.
2.Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan
Contoh
seperti : Bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit,
bebas dari teror, dan lain sebagainya.
3.Kebutuhan Sosial
Misalnya adalah : memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan jenis, dan lain-
lain.
Misalnya adalah : memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan jenis, dan lain-
lain.
4. Kebutuhan Penghargaan
Contoh
: pujian, piagam, tanda jasa, hadiah, dan banyak lagi lainnya.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Adalah
kebutuhan dan keinginan untuk bertindak sesuka hati sesuai dengan bakat dan
minatnya.
Kepribadian yang sehat menurut
Maslow
Maslow
membawa psikologi barat untuk tugas yang penekanannya pada determinisme dan
pengabaiannya terhadap manusia yang terjadi secara kebersamaan.Ia terutama
ditentang oleh hasil generalisasi dari penemuan yang diturunkan dari penelitian
atas “orang yang sakit mental” menjadi manusia yang utuh,berpendapat bahwa
psikologi seharusnya member perhatian pada penelitian tentang kesehatan
mental,yang mana dia memandang sebagai pemenuhan terhadap kelima hierarki
motivasi dari kebutuhan perkembangbiakan dalam kebutuhanterhadp aktualisasi
diri. Dia mendasarkan teori motivasinya pada asumsi optimis tentang instrinsik
manusia yang ebrsifat baik,yang memandang sebagai bercorak biologisnya.
Memang,meskipun Maslow dianggap sebagai pendiri psikologi humanistic,dia juga dipandang sebagi pelopor dari Psikologi Transpersonal.Maslow beragumentasi bahwa oleh karena ketakutan ini penyesuaian normal menyangkut rata-rata akal sehat orang yang mengimplikasikan keberhasilan yang terus berlanjut terhadap penolakan diri dan kedalaman sifat manusia.Pandangan maslow terutama yang menghubungkan kapasitas untuk pengalaman puncak (peak experience),menemukan resonansi dalam budaya tanding pada 1960-an dan ia dielukan sebagai nabi utama dari gerakan kesadaran.Selama 1960 dan 1970-an psikologi transpersonal berkembang berdampingan dengan penelitian tentang kondisi kesadaran yang lain.
Meskipun
demikian,pandangan Maslow tentang kondisi manusia dan model kesehantannya,yang
di satu sisi membuka bidang baru dalam psikologi,sebenarnya bukan gagasan yang
baru atau orisinal.Konsepnya tentang manusia dan penekanannya terhadap
perubahan sama dengan yang ditemukan mengandung kemiripan yang mengejutkan
dengan konsep yang diajukan Dr.Samuel Hahnmann,oerubus pengobatan homeopathic
modern. Maslow mengatakan “saya memepertimbangkan Humanistik,psikologi kekuatan
ketiga menajdi transisi,suatu persiapan untuk psikologi keempat yang “lebih
tinggi”, transpersonal, transhumant, lebih berpusat pada alam semesta (cosmos)
dari pada kebutuhan manusia dan kepentingan manusia. Jadi menurut saya
kesimpulan saya. Psikologi humanistik menurut maslow itu adalah manusia untuk
bersifat baik,baik secara manusiawi dan biologisnya,namun sering kita lihat
juga bahwa adanya penolakan atas sisi kita yang terbaik dan banyak juga
keunikan keunikan yang dimiliki setiap individu,baik secara konteks social ,
budaya dan individunya tersebut.bisa kita lihat contoh keunikan budaya
kita,yaiutu di Kalimantan Selatan (dayak).
Disana
banyak sekali orang-orang mengkreasikan derinya tersebut,seperti mentato
tubuhnya dengan gambar artefak-artefak kuno,Menindik hidungnya dengan tulang
tulang hewan yang sudah mati,dsb.Namun tidak hanya dari segi itu saja kita
dapat melihat keunikan manusia.Kita juga bias melihat kemampuan individu dalam
pengalaman-pengalaman mistik/spritualnya dan Maslow berpendapat bahwa
"dunia spiritual dan dunia yang terhubung,merupakan satu kesatuan yang
kuat”.Mungkin ini semua di karenakan “identifikasi dengan spesies manusia yang
bertambah dan bekurang dan adanya perubahan nilai dan struktur yang terjadi di
masyarakat yang semakin demokratis”.Dan perkembangan transpersonal dan
transhumant itu akan menawarkan secara sangat baik bagi kepuasan
nyata,kegunaan,kepuasan yang efektif tentang “idelaisme yang frust
ciri-ciri
Kepribadian yang sehat
1.Menerima
realitas secara tepat
Orang-orang
yang sangat sehat mengamati objek-objek dan orang-orang di dunia sekitarnya
secara objektif, teliti terhadap arang lain, mampu menemukan denagn cepat
penipuan dan ketidakjujuran. Mereka bersandar semata-mata pada keputusan dan
persepsi mereka sendiri serta tidak terdapat pandangan-pandangan yang berat
sebelah atau prasangka-prasangka.Kepribadian-kepribadian yang tidak sehat
mengamati dunia menurut ukuran-ukuran subyektif mereka sendiri, memaksa dunia
untuk mencocokannya dengan bentuk ketakutan-ketakutan, kebutuhan-kebutuhan dan
nilai-nilai. Semakin objektif kita mampu menggambarkan kenyataan, maka semakin
baik kemampuan kita untuk berpikir secara logis, untuyk mencapai
kesimpulan-kesimpulan yang tepat, dan pada umumnya untuk menjadi efisien secara
intelektual.
2. Menerima diri dan orang lain apa adanya
2. Menerima diri dan orang lain apa adanya
Orang-orang
yang mengaktualisasikan diri menerima diri mereka. Kelemahan-kelemahan dan
kekuatan-kekuatan mereka tanpa keluhan atas kesusahan. Sesungguhnya, mereka
tidak terlampau banayk memikirkannya. Meskipun individu-individu yang sangat
sehat ini memiliki kelemahan–kelemahan atau cacat-cacat, tetapi mereka tidak
merasa malu atau merasa bersalah terhadap hal-hal tersebut.Karena orang-orang
sehat ini begitu menerima kodrat mereka, maka mereka tidak harus mengubah atau
memlsukan diri mereka. Mereka santai dan puas denagn diri mereka dan penerimaan
ini berlaku bagi semua tingkat kehidupan.Sebaliknya, orang-orang neurotis
dilumpuhkan oleh persaan malu atau perasaan salah atas kelemahan-kelemahan dan
kekurangan-kekurangan mereka, begitu di hantui sehingga mereka mengalihkan
waktu dan energi dari hal-hal yang lebih konstuktif.
3. Bertidak secara spontan dan alamiah, tidak dibuat-buat
Pengaktualisasian diri bertingkah laku secara terbuka dan
langsung tanpa berpura-pura.
Kita dapat mengatakan bahwa orang-orang ini bertingkah laku secara kodrati yakni sesuai dengan kodrat mereka.Dalam situasi dimana ungkapan perasaan yang wajar dan jujur dapat menyakitkan orang lain, atau dimana hal tersebut tidak penting, maka untuk sementara mereka mengekang persaaan-perasaan itu. Jadi, mereka tidak sengaja menjadi tidak konvensional atau memberontak, mereka tidak mau mencari kesenangan dalam mencemoohkan dengan sengaja aturan-aturan dan adapt-adat social.Akan tetapi dalam situasi di mana menaruh hormat kepada kebiasaan social mengganggu apa yang dianggap penting oleh orang-orang yang sehat, mereka tidak ragu menentang kebiasaan tersebut. Lagi pula mereka sendiri adalah wajar dan sederhana, merasa yakin dan aman, serta tidak konvensioanal dengan tidak bersikap agresif dan memberontak.
Kita dapat mengatakan bahwa orang-orang ini bertingkah laku secara kodrati yakni sesuai dengan kodrat mereka.Dalam situasi dimana ungkapan perasaan yang wajar dan jujur dapat menyakitkan orang lain, atau dimana hal tersebut tidak penting, maka untuk sementara mereka mengekang persaaan-perasaan itu. Jadi, mereka tidak sengaja menjadi tidak konvensional atau memberontak, mereka tidak mau mencari kesenangan dalam mencemoohkan dengan sengaja aturan-aturan dan adapt-adat social.Akan tetapi dalam situasi di mana menaruh hormat kepada kebiasaan social mengganggu apa yang dianggap penting oleh orang-orang yang sehat, mereka tidak ragu menentang kebiasaan tersebut. Lagi pula mereka sendiri adalah wajar dan sederhana, merasa yakin dan aman, serta tidak konvensioanal dengan tidak bersikap agresif dan memberontak.
4. Memusatkan pada masalah-masalah bukan pada perseorangan
Orang yang mengaktualisasikan diri
mencintai pekerjaan mereka dan berpendapat bahwa pekerjaan itu tentu saja cocok
untuk mereka. Pekerjaan mereka adalah sesuatu yang ingin mereka lakukan; tentu,
sesuatu yang harus mereka lakuakn tidak semata-mata suatu pekerjaan untuk
mendapat penghasilan.
Mereka tidak melakukan pekerjaan untuk mendapatkan uang,popularitas atau kekuasaan, tetapi karena pekerjaan itu memuaskan metakebutuhan. Menantang dan mengembangakan kemampuan-kemempuan mereka, menyebabkan mereka bertumbuh sampai pada tingkat potensi mereka yang paling, dan membantu merumuskan pengertian mereka tentang diri mereka siapa dan apa..
5. Memiliki kekuasaan dan tidak bergantung pada orang lain
Orang-orang
yang mengaktualisasikan diri memiliki suatu kebutuhan yang kuat untuk pemisahan
dan kesunyian. Mereka tidak tergantung pada orang-orang lain untuyk kepuasan
mereka dan dengan demikian mungkin mereka menjauhkan diri dan tidak ramah. Tingkah
laku dan perasaan meeka sangatt egosentris dan terarah kepada dir mereka sendiri.Sebaliknya,
orang-orang neuorotis biasanya snagat emosional tergantung pada orang-orang
lain untuk kepuasan dimana mereka tidak mampu menghasilkan untuk diri mereka.
6.Memiliki ruang untuk diri pribadi
Pengaktualisasian
diri untuk berfungsi secara otonom terhadap lingkungan social dan fisik.
Kepribadian-kepribadian yang sehat dapat berdiri sendiri dan tingkat otonomi
mereka yang tinggi menaklukan mereka, agak tidak mempan terhadap krisis atau
kerugian. Kemalangan-kemalangan yang dapat mengahncurkan orang-orang yang
sehat mungkin hamper tidak dirasakan oleh mereka. Mereka mempertahankan suatu
ketenangan dasar di tengah apa yang dilihat oleh orang-orang yang kurang sehay
sebagai malapetaka.
7. Menghargai dan terbuka akan pengalaman-pengalaman dan kehidupan baru
Menghargai pengalaman-pemgalaman
tertentu bagaimanapun seringnya pengalaman itu terulang, dengan suatu perasaan
kenikmatan yang segar, perasaan terpesona dan kagum. Suatu pandangan yang bagus
atau menyegarkan terhadap dorongan setiap hari untuk bekerja. Sebagai
akibatnya, mereka merasa kurang pasti, tetapi senantiasa berterima kasih
terhadap apa yang mereka miliki dan dapat mereka alami.
8. Memiliki pengalaman-pengalaman yang memuncak
Dimana
orang-orang yang mengaktualisasikan diri mengalami ekstase, kebahagiaan,
perasaan terpesona yang hebat dan meluap-luap, sama seperti
pengalaman-pengalaman keagamaan yang mendalam.Maslow menunjukan bahwa tidak
semua pengalaman puncak itu sangat kuat; dapat juga ada pengalaman- pengalaman
yang ringan. Pengalaman- pengalaman yang ringan ini kadang- kadang dapat
terjadi pada kita semua. Akan tetapi individu yang lebih sehat memiliki
pengalaman-pengalaman puncak lebih sering dari pada orang- orang biasa, dan
mungkin sering kali terjadi setiap hari.
9. Memiliki identitas sosial dan minat sosial yang kuat
Pengaktualisasian
diri memiliki perasaan empati dan afeksi yang sangat kuat dan dalam terhadap
semua manusia, juga suatu keinginan untuk membantu kemanusiaan.. Mereka adalah
anggota dari satu keluarga (manusia) dan memiliki suatu perasaan persaudaraan
dengan setiap anggota lain dalam keluarga.Orang- orang yang sehat mengetahui
bahwa mereka dapat mencapai hal- hal dengan lebih baik daripada
orang-orang lain dan bahwa mereka melihat dan memahamii hal- hal itu dengan
lebih jelas.mereka mungkin kerapkali merasa tertekan atau marah karena tingkah
laku orang- orang lain yang bodoh, lemah, atau kasar tetapi mereka cepat
memahami dan memaafkannya.
10. Memiliki relasi yang akrab dengan beberapa teman
Mampu mengadakan hubungan yang lebih
kuat dengan orang- orang lain daripada orang- orang yang memiliki kesehatan
jiwa yang biasa.mereka memiliki cinta yang lebih besar dan persahabatan yang
lebih dalam, dan identifikasi yang lebih sempurna dengan individu-individu
lain.Meskipun orang- orang yang akrab dengan mereka adalah kecil, namun aktualisasi
diri berbudi baik dan sabar terhadap orang- orang lain, khusunya terhadap anak-
anak.mereka membenci dan kejam terhadap orang yang kritis, congkak atau
sombong.Cinta mereka bukan cinta yang egoistic, dimana membari cinta sekurang-
kurangnya sama pentingnya dengan menerima cinta dimana perhatian seseorang
terhadap pertumbuhan dan perkembangan orang lain adalah sebanyak perhatian
terhadap pertumbuhan diri sendiri.
11. Mengarah pada
nilai-nilai demokratis
Orang
yang sehat membiarkan dan menerima semua orang tanpa memperhatkan kelas social,
tingkat pendidikan, golongan politik atau agama, ras, atau warna kulit.mereka
sangat siap mendengarkan atau belajar dari dari siapa saja yang dapat
mengajarkan sesuatu kepada mereka.
12.
Memiliki nilai-nilai moral yang tangguh
Dapat
membedakan dengan jelas antara sarana dan tujuan. Bagi mereka, tujuan atau
cita- cita jauh lebih penting daripada sarana untuk mencapainya.mereka juga
sanggup membedakan antara baik dan buruk, benar dan salah.Orang yang kurang
sehat kerapkali bingung atau tidak konsisten dalam hal- hal etis, terombang-
ambing, atu berganti-ganti antara benar dan salah menurut keuntungannya.
13.Memiliki rasa humor
yang tinggi
Orang-orang yang kurang sehat
menertawakan 3 macam humor, humor permusuhan yang menyebabkan seseorang merasa
sakit, humor superioritas yang mengambil keuntungan dari rasa rendah diri dari
orang lain atau kelompok dan humor pemberontakan terhadap penguasa yang
berhubungan dengan suatu situasi Oedipus atau percakapan cabul. Humor
pengaktualisasi-pengaktualisasi diri bersifat filosofis, humor yang
menertawakan manusia, pada umumnya, tetapi bukan kepada seseorang yang khusus.
Humor ini kerap kali bersifat intruktif, yang dipakai langsung kepada hal yang
dituju dan juga menyimpulkan tertawa.
14. Menemukan hal-hal
baru, ide-ide segar, dan kreatif.
Kreatifitas merupakan suatu sifat
yang diharapkan seseorang dari pengaktualisasi- pengaktualisaasi diri mereka
adalah asli, inventif, dan inovatif, meskipun tidak selalu dalam pengertian
menghasilkan suatu karya seni. Maka kreatifitas lebih merupakan suatu sikap,
suatu ungkapan kesehatan psikologis dan lebih mengenai cara bagaimana kita
mengamati dan beraksi terhadap dunia dan bukan mengenai hasil-hasil yang sudah
selesai dari suatu karya seni
15.Memiliki integritas
tinggi yang total.
Pengaktualisasi
– pengaktualisasi diri dapat berdiri sendiri atau pun otonom, mampu melawan
dengan baik pengaruh- pengaruh social, untuk berpikir atau bertindak menurut
cara- cara tertentu. Akan tetapi mereka tidak terus terang menenrang kebudayaan.
Daftar kualitas-kualitas pribadi yang hebat ini mungkin tampaknya seperti suatu
pernyataan yang berlebihan atau karikatur dari kepribadian yang sangat sehat.
D.MENURUT
FROMM
Pengertian Dasar Teori Fromm
Dasar
teori Fromm hampir sama dengan Freud, Ia setuju dengan Freud yang menekankan
pentingnya motivasi, tetapi ia tidak sependapat bahwa motivasi itu pertama-tama
bersifat instingtif. Fromm berpendapat bahwa selain manusia terdorong untuk
memuaskan kebutuhan-kebutuhan organic, manusia juga terdorong menjadi masyhur dan
berkuasa, untuk cinta dan untuk merealisasikan cita-cita religius dan
humanistik.Secara singkat, teori kepribadian yang digagas Fromm sebagai
berikut: Kebebasan manusia yang semakin luas, menempatkan manusia merasa
semakin kesepian, dengan kata lain kebebasan menjadikan keadaan yang negatif di
mana manusia-manusia melarikan diri.
Manusia
selalu berusaha memecahkan kontradiksi-kontradiksi yang ada padanya. Maksudnya
bahwa seorang pribadi merupakan bagian sekaligus terpisah dari alam; merupakan
binatang, dan sekaligus manusia.Aspek individu, yakni aspek binatang dan aspek
manusia merupakan kondisi-kondisi dasar eksistensi manusia, yang berasumsi
bahwa, “pemahaman tentang psikhe manusia harus berdasarkan
manusia tentang kebutuhan manusa yang berasal dari kondisi-kondisi
eksistensinya.Kepribadian orang akan berkembang menurut kesempatan yang
diberikan kepadanya oleh masyarakat tertentu.
Sebagai manusia tidak lepas dari pasangan tipe
karakter nekrofilus danbiofilus. Nekrofilus adalah
orang yang tertarik pada kematian, sedangkanbiofilus adalah orang
yang mencintai kehidupan.
Sekarang
ini lima tipe masyarakat sudah sdemikian menggenjala, berbeda dengan masa-masa
sebelumnya, seperti reseptif, eksploitatif, penimbunan, pemasaran, dan
produktif.
Kepribadian yang Sehat Menurut Fromm
Fromm
memberikan suatu gambaran jelas tentang kepribadian yang sehat. Orang yang
demikian mencintai seutuhnya, kreatif, memiliki kemampuan-kemampuan pikiran
yang sangat berkembang, mengamati dunia dan diri secara obejektif, memiliki
suatu perasaan identitas yang kuat, berhubungan dengan dan berakar di dunia,
subjek atau pelaku dari diri dan takdir, dan bebas dari ikatan-ikatan sumbang.
Fromm menyebutkan kepribadian yang sehat: orientasi
produktif , yakni suatu konsep yang serupa dengan kepribadian
yang matang dari Allport, dan orang yang mengaktualisasikan diri dari Maslow.
Konsep itu menggambarkan penggunaan yang sangat penuh atau realisasi dari
potensi manusia. Dengan menggunakan kata “orientasi” , Fromm menunjukan kata
itu merupakan suatu sikap umum atau segi pandangan yang meliputi semua segi
kehidupan, respons-respons intelektual, emosional, dan sensoris terhadap
orang-orang, benda-benda, dan peristiwa-peristiwa di dunia dan juga terhadap diri
sendiri.Empat segi tambahan dalam kepribadian yang sehat dapat membantu
menjelaskan apa yang dimaksudkan Fromm dengan orientasi produktif. Keempat segi
tambahan itu adalah cinta yang produktif, pikiran yang produktif, kebahagian
dan suara hati.
Cinta yang produktif adalah
suatu hubungan manusia yang bebas dan sederajat dimana rekan-rekan dapat
mempertahankan individualitas mereka. Tercapainya cinta yang produktif
merupakan salah satu dalam prestasi-prestasi kehidupan yang lebih sulit. Kita
tidak “jatuh” dalam cinta; kita harus berusaha sekuat tenaga karena cinta yang
produktif menyangkut empat sifat yang menantang – perhatian, tanggung jawab,
respek, dan pengetahuan.Pikiran yang produktif meliputi
kecerdasan, pertimbangan, dan objektivitas. Pemikir yang produktif didorong
oleh perhatian yang kuat terhadap objek pikiran. Pemikir yang produktif
dipengaruhi olehnya dan memperhatikannya.
Kebahagian adalah
suatu bagian integral dan hasil kehidupan yang berkenaan dengan orientasi
produktif; kebahagian itu menyertai seluruh kegiatan produktif. Fromm
menuliskan bahwa suatu perasaan kebahagian merupakan bukti bagaimana
berhasilnya seseorang “dalam seni kehidupan”. Kebahagian merupakan prestasi
kehidupan yang paling luhur.
Suara hati memiliki
dua tipe, yakni suara hati otoriter dan suara hati humanisti. Suara hati
otoriter adalah penguasa yang berasal dari luar yang di internalisasikan, yang
memimpin tingkah laku orang itu. Sedangkan suara hati humanistis ialah suara
dari dalam diri dan bukan juga dari suatu perantara dari luar diri. Pendoman
kepribadian sehat untuk tingkah laku bersifat internak dan individual. Orang
bertingkah laku sesuai dengan apa yang cocok untuk berfungsi sepenuhnya dan
menyikapi seluruh kepribadian, tingkah laku-tingkah laku yang menghasilkan seluruh
persetujuan dan kebahagian dari dalam. Kesehatan jiwa dalam pandangan Fromm di
tetapkan oleh masyarakat, karena kodrat struktur sosial membantu atau
menghalangi kesehatan psikologis. Apabila masyarakat-masyarakat yang sakit,
maka satu-satunya cara untuk mencapai orientasi produktif ialah dengan hidup
dalam suatu masyarakat yang waras dan sehat, yaitu masyarakat yang memajukan
produktivitas.
Ciri-ciri Kepribadian Sehat
Menurut Fromm, orang yang berkepribadian sehat memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
1.
Mampu mengembangkan hidupnya sebagai
makhluk sosial di dalam masyarakat.
2.
Mampu mencintai dan dicintai.
3.
Mampu mempercayai dan dipercayai
tanpa memanipulasi kepercayaan itu,
4.
Mampu hidup bersolidaritas dengan
orang lain tanpa syarat.
5.
Mampu menjaga jarak antar dirinya
dengan masyarakat tanpa merusaknya.
6.
Memiliki watak sosial yang
produktif.
Daftar pustaka :
Feist,
Jess dan Gregory J. Feist. 2010. Teori Kepribadian (Theories of
Personality). Jakarta : Salemba Humanika.
Basuki,Heru.
2008. Psikologi Umum. Jakarta : Universitas Gunadarma.
Lindsay,
Gardner. Editor: Sugiyono. (1993). Psikologi Kepribadian 3 Teori - Teori
Kepribadian dan Behavioristik. Kanisius : Yogyakarta.
Rochman,
Kholil. (2010). Kesehatan Mental. Yogyakarta : Fajar Media Press.
Sarwono,
S.W. (2002). Berkenalan dengan Aliran - Aliran dan Tokoh - Tokoh Psikologi.
Jakarta : Bulan Bintang
Schultz,
Duane. (1991). Psikologi Pertumbuhan : Model – Model Kepribadian Sehat.
Jogjakarta: Kanisius.
http://triaiseiri7.blogspot.co.id/2015/03/teori-kepribadian-sehat-menurut-aliran.html/
https://nadjaneruda.wordpress.com/2015/04/05/teori-kepribadian-sehat-menurut-erich-fromm//
http://id.wikipedia.org/wiki/Behaviorisme/