Rabu, 16 November 2016

KONTROLING FUNGSI MANAJEMEN



PSIKOLOGI MANAJEMEN

Disusun Oleh:
Meka Anisa Permatasari (16514561)
Kelas : 3PA14 




Fakultas Psikologi
Universitas Gunadarma
2016


 
PSIKOLOGI MANAJEMEN


A. KONTROLING FUNGSI MANAJEMEN

1.Pengertian Fungsi manajemen

Mc. Farland memberikan definisi, pengawasan adalah suatu proses dimana pimpinan ingin mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan sesuai dengan rencana, perintah, tujuan atau kebijakan yang telah ditentukan.
Kemudian menurut Terry dan Leslie Pengawasan adalah proses mengevaluasikan pelaksanaan kerja dengan membandingkan pelaksanaan aktual dengan apa yang diharapkan (goal and objectives) serta mengambil tindakan yang perlu.
Kemudian Koontz dan O’Donnell Pengawasan adalah pengukuran dan perbaikan kegiatan-kegiatan bawahan untuk menjamin bahwa kejadian-kejadian sesuai dengan rencana-rencana.

2.Langkah-langkah Dasar
                                 
A.Langka-langkah Dasar dalam Proses Pengendalian (kontrol) Mochler dalam Stoner James, A. F. (1988) menetapkan empat langkah dalam proses pengendalian, yaitu sebagai berikut:
1.Menentukan standar dan metode yang digunakan untuk mengukur prestasi.
2.Mengukur prestasi kerja.
3.Menganalisis apakah prestasi kerja memenuhi syarat.
4.Mengambil tindakan korek

B.Menurut Kadarman, langkah proses pengawasan yaitu:
1. Menetapkan standar : menentukan standar
2. Mengukur kinerja: mengukur atau mengevaluasi kinerja yang dicapai terhadap standar yang telah dilakukan.
3. Memperbaiki penyimpangan: proses pengawasan tidak lengkap jika tidak ada tindakan perbaikan terhadap penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.


3.Tipe-Tipe Kontroling

Ada tiga tipe dasar dalam controlling (pengawasan) yaitu :
a) Pengawasan Pendahuluan (Feedforward Control)
Pengawasan ini sering disebut juga dengan Steering Control. Ini dirancang untuk mengantisipasi masalah-masalah atau penyimpangan-penyimpangan dari standar dan tujuan dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum suatu tahap diselesaikan (kegiatan belum dilaksanakan).
b) Pengawasan Concurrent
Pengawasan concurrent maksudnya pengawasan yang dilakukan bersamaan dengan melakukan kegiatan. Pengawasan ini sering disebut pengawasan “ Ya-Tidak “, screening control, “berhenti terus” dilakukan selama suatu kegiatan berlangsung.
c) Pengawasan Umpan Balik (Feedback Control)
Pengawasan ini bias juga dikenal sebagai “Past-Action Control”  yang mengukur hasil-hasil dari suatu kegiatan yang telah diselesaikan dan pengukuran ini dilakukan setelah kegiatan terjadi.
Ketiga bentuk pengawasan ini sangat berguna bagi manajemen karena memungkinkan manajemen membuat tindakan koreksi dan tetap dapat mencapai tujuan

4.Strategi Kontroling 

Strategi controlling untuk sebuah organisasi:
a. Pertama, kita mendesain dulu strategi yang sederhana dengan menciptakan kerja yang rutin sehingga membuat perilaku dapat diobservasi dan untuk memberikan award sesuai dengan perilaku.
b. Kedua, membuat strategi yang lebih kompleks, menciptakan kerja yang menarik dan investasi didalam sistem informasi, berguna agar agen memperoleh pengetahuan tentang perilaku dan memberikan award atas perilakunya.
c. Ketiga, membuat strategi yang lebih kompleks lagi menciptakan pekerjaan yang menarik tetapi menggunakan skema evaluasi yang lebih mudah dan memberikan award atas hasil dari evaluasi.
d. Dan yang keempat adalah menjauhi tekanan pada evaluasi pelaksanaan dan fokus kepada penghapusan kepentingan yang semula meningkatkan kebutuhan akan evaluasi, menggunakan penggunaan seleksi, training dan sosialisasi.


B.Kekuasaan Dan Pengaruh

1.Pengertian Kekuasaan

Gilbert W. Fairholm mendefinisikan kekuasaan sebagai “kemampuan individu untuk mencapai tujuannya saat berhubungan dengan orang lain, bahkan ketika dihadapkan pada penolakan mereka.” Fairholm lalu merinci sejumlah gagasan penting dalam penggunaan kekuasaan secara sistematik dengan menakankan bahwa kapasitas personal-lah yang membuat pengguna kekuasaan bisa melakukan persaingan dengan orang lain

2.Sumber-Sumber Kekuasaan

Menurut John Brench dan Betram Raven ada 5 sumber kekuasaan, yaitu:
a. Kekuasaan menghargai: didasarkan pada kemampuan seseorang pemberi pengaruh untuk memberi penghargaan pada orang lain yang dipengaruhi untuk melaksanakan perintah.
b. Kekuasaan memaksa: berdasarkan pada kemampuan orang untuk menghukum orang yang dipengaruhi kalau tidak memenuhi perintah atau persyaratan.
c. Kekuasaan sah: kekuasaan formal yang diperoleh berdasarkan hukum atau aturan yang timbul dari pengakuan seseorang yang dipengaruhi bahwa pemberi pengaruh berhak menggunakan pengaruh sampai pada batas tertentu.
d. Kekuasaan keahlian: didasarkan pada persepsi atau keyakinan bahwa pemberi pengaruh mempunyai keahlian yang relevan atau pengetahuan khusus yang tidak dimiliki oleh orang yang dipengaruhi.
e. Kekuasaan rujukan: kekuasaan yang dimiliki seseorang atau kelompok yang didasarkan pada identifikasi pemberi pengaruh yang menjadi contoh atau panutan bagi yang dipengaruhi.

3.Pengertian Pengaruh

Sementara itu, Surakhmad (1982:7) menyatakan bahwa pengaruh adalah kekuatan yang muncul dari suatu benda atau orang dan juga gejala dalam yang dapat memberikan perubahan terhadap apa-apa yang ada di sekelilingnya. Jadi, dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengaruh merupakan suatu daya atau kekuatan yang timbul dari sesuatu, baik itu orang maupun benda serta segala sesuatu yang ada di alam sehingga mempengaruhi apa-apa yang ada di sekitarnya.

4.Pengaruh Taktik Dalam Organisasi

Menunjukkan ada sembilan jenis taktik yang biasa digunakan di dalam organisasi (Hughes et all, 2009), yaitu:
1.Persuasi Rasional (Rational Persuasion), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan alasan yang logis dan bukti-bukti nyata agar orang lain tertarik.
2.Daya-tarik Inspirasional (Inspirational Appeals), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan suatu permintaan atau proposal untuk membangkitkan antusiasme atau gairah pada orang lain. Misalnya dengan memberikan penjelasan yang menarik tentang nilai-nilai yang diinginkan, kebutuhan, harapan, dan aspirasinya.
3.Konsultasi (Consultation), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan mengajak dan melibatkan orang yang dijadikan target untuk berpartisipasi dalam pembuatan suatu rencana atau perubahan yang akan dilaksanakan.
4.Mengucapkan kata-kata manis (Ingratiation), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan kata-kata yang membahagiakan, memberikan pujian, atau sikap bersahabat dalam memohon sesuatu.
5.Daya-tarik Pribadi (Personal Appeals), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain atau memintanya untuk melakukan sesuatu karena merupakan teman atau karena dianggap loyal.
6.Pertukaran (Exchange), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan memberikan sesuatu keuntungan tertentu kepada orang yang dijadikan target, sebagai imbalan atas kemauannya mengikuti suatu permintaan tertentu.
7. Koalisi (Coalitions), terjadi jika seseorang meminta bantuan dan dukungan dari orang lain untuk membujuk atau sebagai alasan agar orang yang dijadikan target setuju.
8.Tekanan (Pressure), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan ancaman, peringatan, atau permintaan yang berulang-ulang dalam meminta sesuatu.
9.Mengesahkan (Legitimacy), terjadi jika seseorang mempengaruhi orang lain dengan menggunakan jabatannya, kekuasaannya, atau dengan mengatakan bahwa suatu permintaan adalah sesuai dengan kebijakan atau aturan organisasi. Dalam kenyataan, biasanya orang menggunakan beberapa taktik secara sekaligus. Misalnya seseorang menggunakan Ingratiation dikombinasikan dengan Rational Persuasion dan Exchange atau Personal Appeals.

5.Kasus Tentang kekuasaan,Pengaruh Pada Organisasi

Lapindo Brantas Inc. merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan. Perusahaan ini memperoleh izin dari negara untuk melakukan penambangan minyak dan gas di daratandi Desa Porong Kabupaten Sidoharjo.Pada saat melakukan pengeboran yang dikoordinasikan oleh pemenang tender yaitu PT TMMJ (Tiga Musim Masa Jaya) di tempat tersebut terjadi keadaan yang tidak diinginkan berupa semburan lumpur cair  yang menyembur ke permukaan daratan.
Berdasarkan berita dari Harian Surya edisi 30/06/2006, sehari sebelum semburan gas terjadi, salah satu pekerja pengeboran telah melaporkan bahwa terdapat kemungkinan kebocoran lumpur apabila pengeboran tetap dipaksakan kepada Lapindo brantas tapi hal tersebut diabaikan.
Kerugian yang diakibatkan oleh lumpur lapindo sebagaimana yang dilansir dari website Antara News yaitu: Direktur Regional II Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas), Suprayoga Hadi, menyebutkan bahwa kajian kerugian total yang ditimbulkan akibat lumpur Lapindo mencapai Rp27,4 triliun selama sembilan bulan terakhir (29 Mei 2006 - 8 Maret 2007), yang terdiri atas kerugian langsung sebesar Rp11,0 triliun dan kerugian tidak langsung Rp16,4 triliun.

Saran : 
Yang saya lihat dari kasus tersebut adalah jika pemenang tender yaitu PT TMMJ yang mempunyai kekuasaan untuk mengadakan pengeboran di wilayah tersebut seharusnya bisa mempertimbangkan informasi dari salah satu pekerja bahwa adanya potensi lumpur lapindo. pengaruh  yang diberikan oleh salah satu pekerja merupakan suatu daya atau kekuatan yang timbul dari sesuatu kejadian yang dilihat sebelumya  sehingga seharusnya mempengaruhi si pemenang tender tersebut untuk melakukan pengeboran, seharusnya kekuasan yang diberikan oleh lapindo brantas inc kepada pemenang tender harus lebih di pikirkan secara matang sehinga tidak terjadi kerugian yang besar.

DAFTAR PUSTAKA
Terry, George R. dan Leslie W. Rue, 2005. Dasar-dasar Manajemen. PT.Bumi Aksara: Jakarta.

Silalahi, Ulbert. 2005. Studi Tentang Ilmu Administrasi: Konsep, Teori dan Dimensi. Cetakan Keenam. Sinar Baru Algensindo: Bandung.

Stoner, J.A.F., Freeman, R.E., Gilbert Jr, D.R., (1995). Manajemen: jilid I. Jakarta: Prenhallindo.
Hasibuan, M. S. P. (2008) Manajemen Sumber Daya Manusia. Sinar Grafika Offset : Jakarta

Gary Yukl. (2006). Leadership in Organizations. New Delhi: Dorling Kindersley

Gilbert W. Fairholm, Organizational Power Politics: Tactics in Organizational Leadership, 2nd Edition (Santa Barbara: Praeger, 2009) , p.5.


Rabu, 19 Oktober 2016

PENGORGANISASIAN STRUKTUR MANAJEMEN



PSIKOLOGI MANAJEMEN




Disusun Oleh:
Meka Anisa Permatasari (16514561)
Kelas : 3PA14




Fakultas Psikologi
Universitas Gunadarma
2016


PSIKOLOGI MANAJEMEN


 
A.PENGORGANISASIAN STRUKTUR MANAJEMEN

1.Pengertian Struktur Organisasi

Struktur Organisasi adalah pola formal dari aktifitas dan huugan antara berbagai subunit organisasi. Struktur organisasi terdiri atas unsur  spesialisasi kerja, standarisasi, koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan ukuran satuan kerja.

2.Jelaskan Fungsi Dan Struktur Manajemen

Menurut Nickels, McHugh and McHugh (1997):
a. Perencanaan atau Planning:
Proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewudjudkan target dan tujuan organisasi. Diantara kecenderungan dunia bisnis sekarang, misalnya bagaimana merencanakan bisnis yang ramah lingkungan , bagaimana merancang organisasi bisnis yang mampus bersaing dalam persaingan global.

b. Pengorganisasian atau Organizing
Proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan di desain dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif dan bisa memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi bisa bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi.

c. Pengimplementasian atau Directing:
Proses implementasi program agar bisa dijalankan oleh seluruh pihak tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran dan produktivitas tinggi.

d. Pengendalian atau Pengawasan atau Controlling:
Proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan, dan diimplementasikan bisa berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.

3.Jelaskan Manfaat Struktur Fungsional & Divisional

A.Manfaat Struktur Fungsional :
1.Komunikasi dan jaringan keputusannya sederhana
2.Mempertahankan tingkat pengendalian strategi pada tingkat manajemen puncak
3.Dapat mendelegasikan keputusan operasional sehari-hari
4.Menyederhanakan pelatihan spesialis fungsional
5.Mempermudah pengukuran output dan hasil dari setiap fungsi
6.Memelihara kendali terpusat atas keputusan strategis
7.Berkaitan erat dengan strategi melalui kegiatan kunci sebagai unit terpisah.
8.Mudah memobilisasi ketrampilan khusus,


B.Manfaat Struktur Divisional :

1.Mempunyai fleksibilitas pada struktur perusahaan
2.Dapat mempertahankan spesialisasi pada tiap divisi
3.Membuka kesempatan karir
4.Menimbulkan kompetisi di dalam organisasi
5. Perkerjaan keseluruhan lebih mudah dikoordinasikan prestasi kerja tinggi dapat dipertahankan,
6.Keputusan lebih cepat
7.Lebih mudah untuk menilai prestasi kerja
8.Memberikan landasan pelatihan bagi para majer strategis
9. Lebih terfokus pada produk, pasar dan tanggapan cepat terhadap perubahan,
10.Spesialisasi fungsional masih terpelihara pada masing-masaing divisi.

4.Jelaskan Kerugian Struktur Fungsional Dan Divisional
Kerugian struktur fungsional dan divisional

A.Kerugian Struktur Fungsional :

1.Menyebabkan spesialisasi yang sempit
2.Mendorong timbulnya persaingan dan pertentangan antar fungsi
3.Mengakibatkan sulitnya koordinasi diantara bidang-bidang fungsional
4.Dapat menyebabkan tingginya biaya koordinasi antar fungsi
5.Identifikasi karyawan dengan kelompok spesialis, sehingga membuat perubahan menjadi sulit
6.Membatasi pengembangan keterampilan manajer yang lebih luas

B.Kerugian Struktur Divisional :

1.Mengakibatkan turunnya komunikasi antara spesialis fungsional
2.Sangat potensial untuk ketidakkonsekuenan antar divisi
3.Biaya relatif tinggi
4.Menambah biaya karena adanya duplikasi karyawan, operasi, dan investasi
5.Kompetisi disfungsional antardivisi bisa mengurangi kinerja perusahaan secara keseluruhan
6.Kesulitan dalam mempertahankan citra perusahaan
7.Terlalu menekankan pada kinerja jangka pendek

5.Cari Kasus Tentang Organisasi
 kasus:
PT Golden Castle , bergerak dalam bidang konveksi atau textil, mengalami konflik antara perusahaan dengan karyawan. Konflik ini terjadi yang disebabkan oleh adanya miss communication antar atasan dengan karyawan. Adanya perubahan kebijakan dalam perusahaan mengenai penghitungan gaji atau upah kerja karyawan , namun pihak perusahaan belum memberitahukan para karyawan, sehingga karyawan merasa diperlakukan semena-mena oleh pihak perusahaan. Para karyawan mengambil tindakan yaitu dengan mendemo perusahaan, Namun tindakan ini berujung pada PHKbesar-besaran yang dilakukan oleh perusahaan.

Saran :
A.struktur organisasi fungsional: seharusnya atasan tidak semena-mena dalam memberikan penghitungan gaji atau upah kerja karyawan. Atasan harus bersikap adil untuk memeberikan upah yang sesuai dengan pekerjaan yang dikerjakan dan menyelesaikan kasus ini secara baik seharusnya karyawan tidak melakukan demo, adu mulut dan pemogokan, secara struktur organisasi fungsional para pekerja sudah menjalani pembagian kerja berdasarkan manajemen nya, jadi para atasan seharusnya memberikan upah yang sesuai kepada para pekerja peka dan tidak boleh melakukan hal-hal yang melanggar hak asasi manusia karyawan.
B.struktur organisasi divisional: didalam struktur divisional seharusnya divide perusahaan terbagi secara jelas agar tidak ada konflik seperti karyawan tidak mendapatkan upah gaji dan adanya PHK besar-besaran. Saran dari kasus tersebut adalah seharusnya setiap divisi(manager) dapat memperhatikan lagi kesejarterahan dari karyawan kerja nya, jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti demo, adu mulut, serta pemogokan kerja.

B.Actuating Dalam Manajemen

1.Pengertian Actuating Dan Manajemen

Dari seluruh rangkaian proses manajemen, pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi actuating justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi.
Dalam hal ini, George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut.
Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya. 

2.Jelaskan Pentingnya Actuating Dalam Manajemen

Fungsi actuating lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi. Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan penggerakan seluruh potensi sumber daya manusia dan nonmanusia pada pelaksanaan tugas. Semua sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi yang telah ditetapkan.

3.Jelaskan Prinsip Actuating Dalam Manajemen

Manusia dengan berbagai tingkah lakunya yang berbeda-beda. Ada beberapa prinsip yang dilakukan oleh pimpinan perusahan dalam melakukan actuating, yaitu:
a.  Prinsip mengarah pada tujuan -ujuan pokok dari pengarahan nampak pada prinsip yang menyatakan bahwa makin efektifnya proses pengarahan, akan semakin besar sumbangan bawahan terhadap usaha mencapai tujuan.artinya dalam melaksanakan fungsi pengarahan perlu mendapatkan dukungan/bantuan dari factor-faktor lain seperti :perencanaan, struktur organisasi, tenaga kerja yang cukup, pengawasan yang efektif dan kemampuan untuk meningkatkan pengetahuan serta kemampuan bawahan.
b. Prinsip keharmonisan dengan tujuan orang-orang bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang mungkn tidak mungkin sama dengan tujuan perusahaan. Semua ini dipengaruhi oleh motivasi masing-masing individu. Motivasi yang  baik akan mendorong orang-orang untuk memenuhi kebutuhannya dengan cara yang wajar.
c.  Prinsip kesatuan komando prinsip kesatuan komando ini sangat penting untuk menyatukan arah tujuan dan tangggung jawab para bawahan. Bilamana para bawahan hanya memiliki satu jalur didalam melaporkan segala kegiatannya.

                                                                DAFTAR PUSTAKA 

Ivancevich,John M,Robert Konopaske dan Michael T Matteson. 2007. Organisasi & Manajemen. Jakarta: Erlangga
Sule, Ernie Tisnawati dan Kurniawan Saefullah. 2010. Pengantar Manajemen. Jakarta:Kencana
Mulyono. 2008. Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Handoko, T. Hani. 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogjakarta: BPFE .
Manullang, M. (2001). Dasar-Dasar Manajemen. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.