Senin, 20 April 2015

TUGAS PENG.KREATIVITASAN DAN KBERBAKATAN INDIVIDU PUISI

Peng.Kreativitas Dan Keberbakatan individu”

PUISI TAK SEINDAH PELANGI YANG DULU



Nama Anggota : Meka Anisa Permatasari (16514561)
Kelas                : 1pa15
Mata Kuliah      : Peng.Kreativitas Dan Keberbakatan
Jurusan            : Psikologi
Fakultas            : Psikologi




Univeritas Gunadarma
Kalimalang
2015


TAK SEINDAH PELANGI YANG DULU

Awalnya kupikir kau indah
Kau datang dengan segala warnamu
Indah mu dan cahaya mu
Suatu ke ajaiban sang pencipta yang memunculkan mu kelangit
Terpesona akan hadir mu
Membuat ku pangling dan tak menghiraukan yang lain

Seribu dewi-dewi bermain di atas langit
Membuat cahayanya semakin terang
Andai kau selalu ada di sana
Terus selalu ada di pandangan ku,mungkin ku akan bahagia melihatmu
Kau membuat dunia ini berwarna dan terpesona akan cantik mu

Tapi.. segalanya berubah saat hujan selesai membasahkan bumi
Dan mataharipun datang
Kau semakin memudar
Warna mu sangat redup dan membuat ku kesulitan mencari dirimu
Terangnya sinar membuat ku kacau
Berputar melihat ke atas pandanganku
Dan mencari mu kesana-kemari
Seketika kau menghilang
Mungkin aku lupa akan cahaya cantikmu di langit hari itu

Ku tunggu kau selalu saat langit gelap
Ketika langit datang dengan cahaya gelapnya
Ku yakin kau pasti datang,ku tunggu hadirmu
Tapi dewi-dewi tak memperliatkan sedikit warnanya
Ku yakin kau pasti tak ada

Ku terdiam dan bahagiaku pun hilang
Seketika dirimu tampak sedikit di hadapan ku
Tapi ku tak percaya kau hadir
Kau sedikit berbeda
Warna mu tak sama seperti dulu
Kau begitu berubah warna mu,indah mu dan kecantikan mu yang begitu mempesona dulu
Ku yakin kau memang bukan pelangi yang kulihat dulu


PENGEMBANGAN KREATIVITAS DAN KEBERBAKATAN (SOFTSKILL) KREATIVITAS

PENGEMBANGAN KREATIVITAS DAN KEBERBAKATAN (SOFTSKILL)
KREATIVITAS


Aulia Dika Widiasi (11514811)
Meka anisa permatasari(16514561)
Delfita Reza(12514653)

Kelas : 1PA15


UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
2015
  1. TEORI- TEORI PENDORONG KREATIVITAS

Kreativitas belajar berasal dari dua kata yaitu kreativitas dan belajar. Jika dilihat dari segi etimologi kreativitas berasal dari bahasa inggris “creativity” yang mempunyai arti daya cipta dan dalam kamus besar bahasa Indonesia kreativitas yaitu kemampuan untuk mencipta. Kreativitas juga diartikan kegiatan yang mendatangkan hasil dengan sifat baru, bermanfaat da bisa dimengerti. Kreativitas agar dapat terwujud diperlukan dorongan dari individu (motivasi intrinsik) maupun dorongan dari lingkungan (motivasi ekstrinsik)
  1. Motivasi Intrinsik dari Kreativitas
Setiap individu memiliki kecenderungan atau dorongan mewujudkan potensinya, untuk mewujudkan dirinya, dorongan untuk  berkembang dan menjadi matang, dorongan untuk mengungkapkan dan mengaktifkan semua kapasitasnya.Dorongan ini merupakan motivasi primer untuk kreativitas ketika individu membentuk hubungan-hubungan baru denganlingkungannya dalam upaya manjadi dirinya sepenuhnya. (Rogers dan Vernon 1982). Hal ini dapat dilakukan dengan memperkenalkan individu dengan kegiatan-kegiatan kreatif, dengan tujuan untuk memunculkan rasa ingin tahu, dan untuk melakukan hal-hal baru.

  1. Kondisi eksternal yang mendorong perilaku kreatif
Kretaivitas memang tidak dapat dipaksakan, tetapi harus dimungkinkan untuk tumbuh, bibit unggul memerlukan kondisi yang memupuk dan memungkinkan bibit itu mengembangkan sendiri potensinya.Bagaimana cara menciptakan lingkungan eksternal yang dapat memupuk dorongan dalam diri anak (internal) untuk mengembangkan kreativitasnya?
Menurut pengalaman Carl Rogers dalam psikoterapi adalah dengan menciptakan kondisi keamanan dan kebebasan psikologis.

  1. Keamanan psikologis
Ini dapat terbentuk dengan 3 proses yang saling berhubungan:
–  Menerima individu sebagaimana adanya dengan segala kelabihan dan keterbatasannya.
– Mengusahakan suasana  yang didalamnya evaluasi eksternal tidak ada / tidak mengandung efek mengancam. Evaluasi selalu mengandung efek mengancam yang menimbulkan kebutuhan akan pertahanan ego.
–  Memberikan pengertian secara empatis : Dapat menghayati perasaan-perasaan anak, pemikiran-pemikirannya, dapat melihat dari sudut pandang anak dan dapat menenrimanya, dapat memberikan rasa aman.

  1. Kebebasan psikologis
Apabila guru mengijinkan atau memberi kebebasan kepada anak untuk mengekspresikan secara simbolis (melalui sajak atau gambar) pikiran atau perasaannya. Ini berarti memberi kebebasan dalam berfikir atau merasa apa yang ada dalam dirinya.
B. Teori Proses Kreativitas
1. TEORI WALAS
Teori wallas di kemukakan tahun 1926 dalam Bukunya yang berjudul The Art Of Thought(piirto 1992) menyatakan bahwa kreativitas meliputi 4 tahapan, Pertama, persiapan, Tahap pengumpulan informasi atau data yang akan di kumpulkan dalam memecahkan suatu masalah. dimana pada tahap ini individu akan mempersiapkan diri untuk memecahkan masalah dengan cara belajar berpikir, mencari jawaban, bertanya kepada orang lain serta mencari berbagai macam informasi untuk menyelesaikan masalah. dengan begitu bahan dan pengetahuan serta pengalaman yang di diperoleh individu akan mencoba berbagai macam-macam kemungkinan untuk menyelesaikan masalah, selain itu juga pemikiran divergen menjadi sangat penting belum ada arah yang jelas tapi alam pemikiran untuk mengexplorasikan berbeagai macam alternatif. Kedua, inkubasi, tahap dimana individu seakan-akan melepaskan diri dari persoalan tersebut namun bukan berarti dia melupakan permasalahan atau tidak memikirkan masalahnya secara tidak sadar, tetapi “mengeramnya” dalam alam pra sadar, tahap ini penting karena proses timbulnya inspirasi dan gagasan yang merupakan titik mula dari suatu penemuan atau kreasi baru yang berasal dari daerah pra sadar atau timbul dalam ketidaksadaran penuh. Ketiga, iluminasi, tahap dimana timbulnya insight atau “aha erlebnis”, saat timbulnya inspirasi atau gagasan baru, beserta proses-proses psikologi yang mengawali dan mengikuti munculnya inspirasi dan gagasan baru. Keempat, verivikasi, tahap dimana ide atau kreasi baru tersebut harus di uji terhadap realitas, namun disini diperlukan pemikiran kritis dan konvergen, dengan kata lain, proses divergensi (pemikiran kreatif) harus di ikuti oleh proses knvergensi (pemikiran kritis).

2. TEORI BELAHAN OTAK
Gerakan yang belum berdiferensiasi berkembang menjadi pola preferensi untuk kiri atau kanan,hampir semua orang mempunyai otak mana yang paling dominan,pada umumnya orang lebih biasa menggunakan tangan kanan (berarti dominasi belahan otak kiri), tetapi ada orang yang kidal mereka lebih dominan menggunakan otak sebelah kanan. Dihipotesikan bahwa belahan otak kanan berhubungan dengan fungsi-fungsi kreatif sehingga terjadi dichotomania dimana dichotomania ini membagi-bagi semua fungsi mental menjadi fungsi belahan otak kanan atau kiri, teori ini didukung oleh bukti-bukti empiris,namun masih memerlukan pengkajian lebih lanjut (Dacey 1989) (piirto, 1992)
Balaban Otak Kiri Belahan Otak Kanan
Intelek Intuisi
Konvergen Divergen
Intelektual Emosional

C. TEORI PENDORONG KREATIVITAS

• INTERNAL & EXTERNAL

Untuk mewujudkan bakat kreatif kita membutuhkan dorongan atau dukungan dari lingkungan (motivasi external) yang berupa apresiasi, dukungan, pemberian penghargaan, pujian, insentif, dan dorongan dari dalam diri siswa (motivasi internal)untuk menghasilkan sesuatu.

D. TEORI PRODUK KREATIVITAS

produk kreatif adalah hal yang menunjuk kepada hasil perbuatan, kinerja, atau karya seseorang dalam dalam bentuk barang, atau gagasan. Kriteria ini dipandang sebagai yang paling eksplisit untuk menentukan kreativitas seseorang, sehingga disebut sebagai ”kriteria puncak” bagi kreativitas (Amabile, 1983). Dalam operasi penilaiannya, proses identifikasi kreativitas dilakukan melalui analisis obyektif terhadap produk, pertimbangan subyektif oleh peneliti, atau peneliti ahli, dan melalui tes (Supriadi, 1994: 14).
Dari kajian tentang kreativitas di atas, penulis lebih terfokus pada produk kreatif.

1. Kreativitas sebagai Proses

Kreativitas adalah suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang baru,    apakah suatu gagasan atau suatu objek dalam suatu bentuk atau susunan yang baru (Hurlock 1978).
a) Proses kreatif sebagai “ munculnya dalam tindakan suatu produk baru yang tumbuh dari keunikan individu di satu pihak, dan dari kejadian, orang-orang, dan keadaan hidupnya dilain pihak” (Rogers, 1982)
Penekanan pada :       – aspek baru dari produk kreatif yang dihasilkan
– aspek interaksi antara individu dan lingkungannya / kebudayaannya
b) Kreativitas adalah suatu proses upaya manusia atau bangsa untuk membangun dirinya dalam berbagai aspek kehidupannya. Tujuan pembangunan diri itu ialah untuk menikmati kualitas kehidupan yang semakin baik (Alvian, 1983)
c) Kretaivitas adalah suatu proses yang tercermin dalam kelancaran, kelenturan (fleksibilitas) dan originalitas dalam berfiir (Utami Munandar, 1977).
d) Guilford (1986) menekankan perbedaan berfikir divergen ( disebut juga berfikir kreatif) dan berfikir konvergen.
Berfikir Divergen :  bentuk pemikiran terbuka, yang menjajagi macam-macam kemungkinan jawaban terhadap suatu                                         persoalan/ masalah.
Berfikir Konvergen:  sebaliknya berfokus pada tercapainya satu jawaban yang paling tepat terhadap suatu persoalan                                           atau masalah. Dalam pendidikan formal pada umumnya menekankan berfikir konvergen dan                                                 kurang memikirkan berfikir divergen.
Torrance (1979) menekankan adanya ketekunan, keuletan, kerja keras, jadi jangan tergantung timbulnya inspirasi.

2. Kreativitas sebagai Produk

a) Kretaivitas sebagai kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang baru (1965).
b) Kecuali unsur baru, juga terkandung peran faktor lingkungan dan waktu (masa). Produk baru dapat disebut karya kreatif jika mendapatkan pengakuan (penghargaan) oleh masyarakat pada waktu tertentu (Stein, 1963). Namun menurut ahli lain pertama-tama bukan suatu karya kreatif bermakna bagi umum, tetapi terutama bagi si pencipta sendiri.
c) Kreativitas atau daya kreasi itu dalam masyarakat yang progresif dihargai sedemikian tingginya dan dianggap begitu penting sehinnga untuk memupuk dan mengembangkannya dibentuk laboratorium atau bengkel-bengkel khusus tang tersedia tempat, waktu dan fasilitas yang diperlukan (Selo Sumardjan 1983).
Beliau mengingatkan pentingnya bagian Desain dan Penelitian dan Pengembangan sebagai bagian yang vital dari suatu industri

 3. Kreativitas ditinjau dari segi Pribadi

a) Kreatifitas merupakan ungkapan unik dari seluruh pribadi sebagai hasil interaksi individu, perasaan, sikap dan perilakunya.
b) Kreatifitas mulai dengan kemampuan individu untuk menciptakan sesuatu yang baru. Biasanya seorang individu yang kreatif memiliki sifat yang mandiri. Ia tidak merasa terikat pada nilai-nilai dan norma-norma umum yang berlaku dalam bidang keahliannya. Ia memiliki system nilai dan system apresiasi hidup sendiri yang mungkin tidak sama yang dianut oleh masyarakat ramai.
Dengan perkataan lain:“Kreativitas merupakan sifat pribadi seorang individu (dan bukan merupakan sifat  social yang dihayati oleh masyarakat) yang tercermin dari kemampuannya untuk menciptakan sesuatu yang baru (Selo Soemardjan 1983).

DEFINISI OPERASIONAL KREATIVITAS
Kretivitas merupakan : “Kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan originalitas dalam berfikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkayam memperinci) suatu gagasan”(Munandar SCU, 1077).
  1. TEORI-TEORI KREATIVITAS
Teori yang melandasi pengembangan kreativitas dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:
  1. Teori Psikoanalisis
  2. Teori Humanistik
  3. Teori Cziksentmihalyi
  1. Teori Psikoanalisis
Pribadi kretif dipandang sebagai seorang yang pernah mengalami traumatis, yang dihadapi dengan memunculkan gagasan-gagasan yang disadari dan tidak disadari bercampur menjadi pemecahan inovatif dari trauma.
Teori ini terdiri dari:
a) Teori Freud
Freud menjelaskan proses kretif dari mekanisme pertahanan (defence mechanism). Freud percaya bahwa meskipun kebanyakan mekanisme pertahanan menghambat tindakan kreatif, mekanisme sublimasi justru merupakan penyebab utama kreativitas karena kebutuhan seksual tidak dapat dipenuhi, maka terjadi sublimasi dan merupakan awal imajinasi.
Macam mekanisme pertahanan:
Represi, regresi, konpensasi   , proyeksi, sublimasi, pembentukan reaksi, rasionalisasi, pemindahan, identifikasi, kompartementalisasi dan introjeksi.
b) Teori Ernst Kris
Erns Kris (1900-1957) menekankan bahwa mekanisme pertahanan regresi seiring memunculkan tindakan kreatif.
Orang yang kreatif menurut teori ini adalah mereka yang paling mampu “memanggil” bahan dari alam pikiran tidak sadar.
Seorang yang kreatif tidak mengalami hambatan untuk bias “seperti anak” dalam pemikirannya. Mereka dapat  mempertahankan  “sikap bermain” mengenai masala-masalah serius dalam kehidupannya. Dengan demikian mereka m ampu malihat masalah-masalah dengan cara yang segar dan inovatif, mereka melakukan regresi demi bertahannya ego (Regression in The Survive of The Ego).
c) Teori Carl Jung
Carl Jung (1875-1967) percaya bahwa alam ketidaksadaran (ketidaksadaran kolektif) memainkan peranan yang amat penting dalam pemunculan kreativitas tingkat tinggi. Dari ketidaksadaran kolektif ini timbil penemuan, teori, seni dan karya-karya baru lainnya.
  1. Teori Humanistik
Teori Humanistik melikat kreativitas sebagai hasil dari kesehatan psikologis tingkat tinggi.
Teori Humanistik meliputi:
a) Teori Maslow
Abraham Maslow (1908-1970) berpendapat manusia mempunyai naluri-naluri dasar yang menjadi nyata sebagai kebutuhan.
Kebutuhan tersebut adalah:
  • Kebutuhan fisik/biologis
  • Kebutuhan akan rasa aman
  • Kebutuhan akan rasa dimiliki (sense of belonging) dan cinta
  • Kebutuhan akan penghagaan dan harga diri
  • Kebutuhan aktualisasi / perwujudan diri
  • Kebutuhan estetik
Kebutuhan-kebutuhan tersebut mempunyai urutan hierarki. Keempat Kebutuhan pertama disebut kebutuhan “deficiency”. Kedua Kebutuhan berikutnya (aktualisasi diri dan estetik atau transendentasi) disebut kebutuhan “being”. Proses perwujudan diri erat kaitannya dengan kreativitas. Bila  bebas dari neurosis, orang yang mewujudkan dirinya mampu memusatkan dirinya pada yang hakiki. Mereka mencapai “peak experience” saat mendapat kilasan ilham (flash of insight)
b) Teori Rogers
Carl Rogers (1902-1987) tiga kondisi internal dari pribadi yang kreatif, yaitu:
  • Keterbukaan terhadap pengalaman
  • Kemampuan untuk menilai situasi patokan pribadi seseorang (internal locus of evaluation)
  • Kemampuan untuk bereksperimen, untuk “bermain” dengan konsep-konsep.
Apabila seseorang memiliki ketiga cirri ini maka kesehatan psikologis sangat baik. Orang tersebut diatas akan berfungsi sepenuhnya menghasilkan karya-karya kreatif, dan hidup secara kreatif. Ketiga cirri atau kondisi tersebut uga merupakan dorongan dari dalam (internal press) untuk kreasi.
  1. Teori Cziksentmihalyi
    • Ciri pertama yang memudahkan tumbuhnya kreativitas adalah Predisposisi genetis (genetic predispotition). Contoh seorang yang system sensorisnya peka terhadap warna lebih mudah menjadi pelukis, peka terhadap nada lebih mudah menjadi pemusik.
    • Minat pada usia dini pada ranah tertentu
Minat menyebabkan seseorang terlibat secara mendalam terhadap ranah tertentu, sehingga mencapai kemahiran dan keunggulan kreativitas.
  • Akses terhadap suatu bidang
Adanya sarana dan prasarana serta adanya pembina/mentor dalam bidang yang diminati   sangat membantu pengembangan bakat.
  • Access to a field
Kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan teman sejawat + tokoh-tokoh penting dalam bidang yang digeluti, memperoleh informasi yang terakhir, mendapatkan kesempatan bekerja sama dengan pakar-pakar dalam b idang yang diminati sangat penting untuk mendapatkan pengakuan + penghargaan dari orang-orang penting.
  • Orang-orang kreatif ditandai adanya kemampuan mereka yang luar biasa untuk menyesuaikan diri terhadap hampir setiap situasi dan untuk melakukan apa yang perlu untuk mencapau tujuannya.
Ciri-ciri Kepribadian Kreatif menurut Csikszentmihalyi:
Csikszentmihalyi mengemukakan 10 pasang cirri-ciri kepribadian kreatif yang seakan-akan paradoksal tetapi saling terpadu secara dialektis.
  1. Pribadi kreatif mempunyai kekuatan energi fisik yang memungkinkan mereka dapat bekerja berjam-jam dengan konsentrasi penuh, tetapi mereka juga bias tenang dan rileks, tergantung situasinya.
  2. Pribadi kretaif cerdas dan cerdik tetapi pada saat yang sama mereka juga naïf. Mereka nampak memilliki kebijaksanaan (wisdom) tetapi kelihatan seperti anak-anak (child like). Insight mendalam nampak bersamaan dalam ketidakmatangan emosional dan mental. Mampu berfikir konvergen sekaligus divergen.
  3. Ciri paradoksal ketiga berkaitan dengan kombinasi sikap bermain dan disiplin.
  4. Pribadi kreatif dapat berselang-seling antara imajinasi dan fantasi, namun tetap bertumpu pada realitas.
Keduanya diperlukan untuk dapat melepaskan diri dari kekinian tanpa kehilangan sentuhan masa lalu.
  1. Pribadi kreatif menunjukkan kecenderungan baik introversi maupun ekstroversi.
  2. Orang kreatif dapat bersikap rendah diri dan bangga akan karyanya pada saat yang sama
  3. Pribadi kreatif menunjukkan lecenderungan androgini psikoogis, yaitu mereka dapat melepaskan diri dari stereotip gender (maskulin-feminin)
  4. Orang kreatif cenderung mandiri bahkan suka menentang (passionate) bila menyangkut karya mereka, tetapi juga sangat obyektif dalam penilaian karya mereka.
  5. Sikap keterbukaan dan sensitivitas orang kreatif sering menderita, jika mendapat banyak kritik dan serangan, tetapi pada saat yang sama ia merasa gembira yang luar biasa.
REFRENSI
http://ismizaki.blogspot.com/ 19 APRIL 2015, 18:24 WIB